Indra Gunawan Ciptakan Pasar Jus Kedondong
Akselerasinya memang tak sekencang produk jus yang banyak beredar di pasar. Namun, keunikan dan manfaat jus kedondong mendorong Indra Gunawan optimis Juzz Lab dapat diterima pasar lebih luas.
Pernah coba jus kedondong? Sudah terbayang dong bentuk kedondong seperti apa ? Tekstur daging buahnya keras dengan biji yang seperti duri membuat kita berasumsi, buah kedondong kurang ideal diolah menjadi jus. Kita lebih familiar makan buah kedondong dengan sambal rujak, bersama buah-buahan seperti nanas, mangga, papaya muda dan bangkoang. Rasanya yang asam manis kecut dan agak crunchy menghadirkan sensasi tersendiri ketika mengigitnya.
Tapi jangan salah! Kedondong juga ternyata sangat segar dinikmati bila diolah menjadi jus. Tak sedikit restoran ternama menyajikan jus kedondong sebagai salah satu minuman andalan. Kandungan nutrisinya yang terdiri dari vitamin C sebagai antioksidan dan vitamin A untuk daya tahan tubuh juga pelindung dari radikal bebas membuat kedondong banyak memberi manfaat bagi kesehatan tubuh.
Adalah Indra Gunawan, pengusaha asal kota kembang Bandung yang terinspirasi memproduksi jus kedondong dengan merek Juzz Lab. Persisnya tiga tahun lalu ia mencoba mendobrak pasar dengan menawarkan kategori baru di industri minuman jus kedondong dalam kemasan. “Saya selalu ingin buat sesuatu yang baru yang gak banyak orang lakukan,”aku pria 55 tahun ini.
Indra beralasan karena ingin membuat sesuatu yang baru dan berbeda dari pasar, makanya terbersit memproduksi jus kedondong. Tidak ada latar belakang usaha jual jus sebelumnya apalagi mempunyai lahan perkebunan kedondong. Indra adalah produsen plastik keresek yang telah menjalani usahanya puluhan tahun.
Suatu hari ketika dalam perjalanan Jakarta – Bandung, ia singgah di rest area, ia menemukan produk jus kedondong dan membelinya. Ternyata begitu segar dan enak rasanya. Ia pun mendapat inspirasi mengembangkan bisnis jus kedondong yang boleh jadi pasar nya masih sangat kecil.
”Saya tak pernah terjun ke industri food and beverages, kalaupun ada sumber daya manusia, yah mereka karyawan saya dari usaha produksi plastik. Cuma kebetulan suatu hari dalam perjalanan Jakarta – Bandung, ketika berhenti di rest area saya lihat ada yang jual jus kedondong. Saya lihat produsennya dari Jakarta. Karena terlihat begitu segar, saya tertarik membeli. Dan ketika saya coba, ternyata rasanya enak sekali. Terpikir oleh saya, kenapa tidak kita coba produksi jus kedondong? Dengan modal tekad kuat saya cari tahu bagaimana proses pengolahannya ,”papar Indra.
Dengan modal yang minim dan dibantu karyawan-karyawan dari usaha plastik kereseknya, ia memulai usaha produksi jus kedondong. Sangat simpel sistem kerjanya. Dibantu 6 orang karyawan, tiga diantaranya membantu dalam hal produksi dan selebihnya bergerak sebagai sales dan satu orang duduk di bagian administrasi.
Ia pun terus belajar mengolah kedondong menjadi jus dan secara otodidak mencari tahu bagaimana menghasilkan jus dalam kemasan yang disajikan dingin ini agar tahan lebih lama tak cepat basi.”Jus ini harus ditaruh di pendingin. Dia bisa tahan kurang lebih empat bulan,”ungkapnya mengisyaratkan bahwa saat ini belum terpikir untuk menawarkan produknya secara nasional bahkan lebih luas ke pasar ekspor.”Baru tahun ini kami berencana mengembangkan usaha Juzz Lab untuk menembus pasar lebih luas. Sekarang kami sudah mulai membenahi wilayah produksi. Kami akan bangun di lahan yang lebih luas karena usaha ini cukup menjanjikan,”tuturnya.
Boleh jadi kata Indra, dia diberi kemudahan jalan oleh Tuhan YME ketika baru memulai usaha produksi jus kedondong ini. Ia membangun jaringan pemasaran ke sejumlah dinas di Jawa Barat. Seperti Dinas Pangan dan Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Koperasi dan UKM yang kemudian mengajaknya ikut di beberapa event pameran. Salah satunya mendapat dukungan dari Kementerian Koperasi dan UKM RI, ikut serta dalam event Trade Expo Indonesia 2018 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang.
Diakuinya untuk saat ini tim pemasaran masih terus bergerilya melakukan penetrasi pasar di beberapa wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Sejauh ini belum terjadi peningkatan penjualan yang cukup signifikan. Omsetnya masih berkisar ratusan juta rupiah per tahun. “Omset kami saat ini berkisar Rp 30 – 60 jutaan,”akunya, namun ia optimis bisnis jus kedondongnya akan diterima pasar lebih luas meski saat ini ada hambatan internal yang terkait dengan permodalan.
Kendati terhambat dalam hal permodalan, namun ia tetap akan mengembangkan usaha jus kedondongnya tahun ini. Setidaknya dibutuhkan dana sekitar Rp 500 juta untuk meningkatkan skala usahanya.
Indra optimis bisnis ini akan berkembang, mengingat produknya sudah mulai dikenal pasar. Baginya, membangun branding itu sangat penting. Untuk itu, setelah produk siap dipasarkan, tahap berikutnya yang tak kalah penting dari ketersediaan barang adalah membangun branding.
Upaya membangun branding terus dilakukan Indra dengan cara bergerilya melakukan penetrasi pasar. Alhasil, saat ini tim sales nya sudah mampu menembus modern outlet seperti Transmart, Lotte, Carrefour, Borma dan Griya. “Sebenarnya upaya masuk ke modern outlet semata-mata untuk bangun awareness dulu,”terangnya sambil menyebutkan, dengan harga jual di kisaran Rp 15 – 20 ribu/botol ukuran 250 ml, sejauh ini produknya memang lebih menyasar ke kelas menengah, maka modern outlet menjadi salah satu titik yang pas selain ke beberapa outlet seperti restoran, kafe, salon dan bengkel mobil.
Menurutnya, usaha jus kedondongnya masih jauh dari pasar ekspor karena modal belum mencukupi untuk berkembang ke pasar yang lebih luas. Karena Jazz Lab adalah kategori merek produk fresh food, Indra merasa perlu waktu untuk mendevelop produk yang benar-benar siap untuk masuk pasar ekspor. Di tahun ketiga ini yang baru bisa ia lakukan adalah membenahi wilayah produknya dengan skala yang lebih besar untuk bisa masuk ke pasar nasional dulu.”Saat ini terus terang, pasar kami masih terbatas di wilayah Jakarta dan Jawa Barat seperti Bandung dan Tasikmalaya. Makanya nanti kami perbesar dulu produksinya, baru bicara strategi pemasarannya,”terang Indra yang mengaku akan konsentrasi dan fokus mengembangkan satu item produk dulu lewat brand Juzz Lab ini. []Siti Ruslina