Danau Toba “Magnet Ekonomi” Sumatra Utara

Ada tiga potensi pengembangan perekonomian yang dapat diprioritaskan di Sumatra Utama. Salah satunya pengembangan pariwisata dengan meningkatkan Akses, Amenitas, Atraksi, Promosi, dan Permodalan (3A2P) di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba

Danau Toba merupakan salah satu dari lima destinasi pariwisata Prioritas yang mendapat perhatian serius Pemerintah untuk dapat dijadi andaan pariwisata dunia. Untuk mencapai target tersebut, pembangunan  infrastruktur pendukung pariwisata di Danau Toba, Sumatera Utara dan sekitarnya dikebut. Ditargetkan pembangunan infratruktur penunjang itu bisa selesai pada 2020 mendatang.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, awal Agustus lalu mengadakan  Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata Danau Toba di Kantor Kemenkomar. Dia mendorong kementerian dan lembaga terkait untuk bergerak cepat membangun infrastruktur di kawasan Danau Toba.

Suasana Danau Toba malam hari, foto: ist

“Arahan Presiden untuk dieksekusi secepat-cepatnya, untuk para investor juga harus segera membangun,” kata Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dalam siaran pers dari Kementerian Pariwisata, pada 4/8.

Sebelumnya akhir Juli lalu, Presiden Joko Widodo, meninjau Sipinsur Geosite, Desa Parulohan, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan, melakukan peninjauan ke Pelabuhan Muara di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Senin (29/7) malam. Presiden Jokowi langsung meninjau pelaksanaan pembangunan Pelabuhan Muara, dan mendapatkan penjelasan dari Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Pembangunan Pelabuhan Muara ini sudah berlangsung, dan ditargetkan selesai  2020 mendatang.

Menhub Budi Karya Sumadi mengemukakan, Presiden Jokowi memberikan arahan perlunya suatu bentuk arsitektur Pelabuhan yang maju, modern dan yang bisa menimbulkan inspirasi bagi generasi muda dan dapat menarik minat wisatawan untuk datang.

“Jadi kita akan berkolaborasi dengan Kementerian PUPR terkait desain bangunan arsitektur Pelabuhan-Pelabuhan Penyeberangan di Danau Toba,” kata Basuki usai mendampingi Presiden meninjau Pelabuhan Muara di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

Di Danau Toba, Kementerian PUPR memperbaiki jalan sepanjang 616,24 kilometer. Selain itu, Kementerian PUPR juga membangun jalan baru, yaitu jalan elak Siantar, Silangit Muara, dan Balige. Jembatan Tano Ponggol juga menjadi bagian dari lingkup peningkatan konektivitas darat di Danau Toba.

Setelah infrastuktur selesai, tugas Kemenpar adalah mempromosikan dan memberikan fasilitas hospitality pelayanan kepada wisatawan yang datang. paling tidak hanya untuk senyum agar ramah dengan para wisatawan,” kata Basuki.

Basuki  menjelaskan, dari 12 Pelabuhan Penyeberangan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba yang dibangun Kementerian Perhubungan, empat diantaranya telah dilakukan pengembangan hingga tahun 2019 dan akan selesai pada tahun 2020 yaitu : Pelabuhan Simanindo, Ambarita, Muara, dan Tigaras.

Sementara tiga Pelabuhan lainnya yang mulai dibangun pada  2019 dan akan selesai pada 2020 yaitu : Pelabuhan Marbun Toruan, Tongging, dan Balige. Ada satu pelabuhan yang mulai dibangun pada  2018 dan telah selesai pada 2019 yaitu : Pelabuhan Ajibata. Sedangkan empat pelabuhan lainnya yang akan mulai dibangun pada  2020 yaitu : Pelabuhan Silalahi, Sipinggan, Onan Runggu dan Porsea.

Total investasi untuk pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Penyeberangan di Danau Toba sampai dengan tahun 2020 mencapai Rp469 miliar yang berasal dari APBN.

Selain membangun pelabuhan Penyeberangan, Kemeterian Perhubungan (Kemenhub) juga memberikan dukungan melalui pembangunan lima kapal sampai  2020, dengan total investasi 122 Milyar Rupiah (APBN), diantaranya : satu Kapal Motor Penyeberangan Ihan Batak dengan bobot 546 GT yang telah selesai dibangun pada 2018. Kemudian, dua Kapal Penyeberangan masing-masing 300GT dan 200 GT yang akan selesai pada 2019 dan 2020, dan dua Bus Air yang akan selesai pada  2020.

Pemberian Subsidi operasional angkutan penyeberangan dan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) sampai 2020 dengan total alokasi anggaran sebesar 4,7 Milyar Rupiah, pada rute sebagai berikut : Ambarita – Ajibata, Ajibata – Onan Runggu, Balige – Onan Runggu, Muara – Nainggolan, dan Muara – Sipinggan.

Pemberian fasilitas perlengkapan jalan (25,2 Milyar Rupiah) pada beberapa ruas jalan yaitu : Jalan Nasional KSPN Danau Toba (Lingkar dalam Pulau Samosir), Jalan Kabanjehe-Sidikalang (KM.121), Jalan P. Siantar-Balige (KM 47-48), Jalan Nasional di Kab. Simalungun, dan Jalan Dolok Merangir-P. Siantar-Parapat.

Kemudian pemberian subsidi angkutan multimoda sampai 2020 (23,8 Milyar Rupiah) dengan beberapa lintasan yaitu : lintasan Silangit-Ajibata, Silangit-Tarutung, Silangit-Dolok Sanggul, Ajibata-Pematang Siantar (Stasiun Kereta), Teluk Nibung-Ajibata, pelayanan Shuttle Bus Balige, Parapat, dan Tapanuli Utara (Huta Ginjang).

Total dukungan investasi Kementerian Perhubungan dari sektor Perhubungan Darat untuk pengembangan KSPN Danau Toba sampai dengan tahun 2020 mencapai Rp644,6 miliar.

Selain dari sektor perhubungan darat, di sektor perhubungan udara, Kemenhub juga akan memperpanjang runway Bandara Sibisa yang menjadi pintu masuk Kawasan Danau Toba dari 1200 Meter menjadi 1900 Meter, sehingga dapat didarati pesawat jenis ATR-72.

“Tahun 2020 ditargetkan selesai, sehingga pesawat komersil yang lebih besar seperti ATR -72 yang membawa wisatawan dapat mendarat langsung kesini. Karena bandara ini dekat dengan Parapat yang merupakan pintu masuk kawasan Danau Toba,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau Bandara Sibisa, yang terletak di Desa Pardamean, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, pada 29/7.

Lebih lanjut ditambahkan, pengembangan bandara Sibisa diperlukan untuk membagi penerbangan dengan Bandara Silangit. “Antara Bandara Silangit bagian selatan dengan di sini (Sibisa), ada jarak kira-kira hampir 200 KM. Dengan jarak itu memang sudah selayaknya ada satu bandara yaitu Bandara Sibisa. Bandara Silangit akan melayani pesawat komersil yang besar, sedangkan di Sibisa melayani pesawat yang lebih kecil seperti ATR-72,” ungkap Budi

Bandara Sibisa merupakan bandara perintis yang telah dibangun sejak era Presiden Soeharto pada 1977. Dioperasikan pertama kali pada 15 November 2006, yang ditandai dengan penerbangan perdana maskapai Susi Air rute Medan ke Sibisa.

Namun hal tersebut bertahan hingga Ferbuari 2007, dan kemudian setelah itu ditutup. Setelah 12 tahun, pada Jumat, 12 April 2019 penerbangan dibuka kembali yang ditandai dengan uji coba pendaratan pesawat perdana di Bandara Sibisa.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan mengatakan, terkait pengembangan pariwisata di Danau Toba, pemerintah akan selalu mendengarkan dan memberdayakan warga sekitarnya.“Kita akan bela rakyat, rakyat pun harus diberdayakan. Jadi apabila ada komplain di sana-sini jangan pernah ragu, beritahu kita. Yang pasti semangat dari kita itu sangat baik,” ujar Menko Luhut di sela Peresmian Kawasan Toba Caldera Resort, di Sibisa, Sumatera Utara, pada 14/10.

Berkembangnya isu negatif  ada upaya pencaplokan rumah warga sekitar, kata Luhut,  untuk apa kita ambil rumah mereka, justru kita bantu. Pemerintah mau rumah itu dikembalikan seperti aslinya, yaitu Rumah Batak, agar nanti turis bisa datang ke situ. Atau rumah itu dijadikan homestay, dan masyarakat yang terima langsung untungnya.

Peresmian Kawasan Toba Caldera Resort,, foto: ist

Seusai peresmian, di lokasi yang sama dilaksanakan penandatangan perjanjian kerjasama dengan enam investor yang akan membangun resort di kawasan Sibisa. Bahkan salah satu investor telah melakukan kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Luxury Glamping di hari tersebut.

Menko Luhut mengundang perwakilan warga Desa Sigapiton untuk makan semeja. Hal ini merupakan upaya langsung Luhut untuk duduk bersama dan mendengarkan keluh kesah masyarakat, lalu mencari jalan keluar yang menguntungkan bagi seluruh pihak.

Semenetara tahun depan pemerintah akan mencairkan anggaran sebesar Rp 4,04 trilun untuk wisata Danau Toba. Selain itu juga digelontorkan dana sebesar 200 juta USD dari World Bank. Dana itu menurut  Luhut akan diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata, semisal untuk pembangunan jalan, pembenahan spot-spot turis dan juga untuk proyek infrastruktur lain.

“Untuk nanti pembangunan jalan yang akan kita rancang dari Siantar sampai dengan Parapat. Anggaran itu peruntukannya akan banyak sekali, misalnya ada spot-spot turis, kita ada 39 spot, nah itu sedang kita benahi semua. Lapangan terbang juga akan kita perbaiki di Sibisa. Tinggal nanti bagaimana masyarakat menyikapinya dengan baik, ini semua kita buat holistik, Grab masuk, SIAP masuk, OVO masuk, nanti masyarakat akan dibina. Untuk loan nya nanti bisa dipinjami dari BRI, dan sudah kita buat skemanya dengan blended finance. Nanti kita akan pantau, kalau ada yang tipu-tipu beritahu saya, biar saya ‘tumbuk’ nanti,” jelasnya.

Sektor pariwisata di Sumatera Utara berpotensi mendukung akselerasi perekonomian. Pengembangan destinasi wisata, antara lain Danau Toba dan daerah lainnya di Sumatera Utara dapat mendorong peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan menyumbang devisa bagi negara.

Demikian disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, dalam dalam acara serah terima jabatan (sertijab) Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara (Prov. Sumut), hari ini, 29/3, di Medan. Sertijab dilakukan kepada Wiwiek Sisto Widayat, sebagai Kepala Perwakilan BI Prov. Sumut yang baru, menggantikan Andiwiana Septonarwanto, yang sebelumnya menjabat sebagai Plt. Kepala Perwakilan BI Prov. Sumut.

Dalam mendukung akselerasi perekonomian Sumatera Utara, BI memandang terdapat tiga potensi pengembangan perekonomian yang dapat diprioritaskan. Pertama, potensi pemanfaatan proyek infrastruktur Pemerintah yang telah dan akan selesai antara lain Tol Trans Sumatera dan pelabuhan Kuala Tanjung untuk hilirisasi industri kelapa sawit dan karet. Kedua, terjaganya daya beli masyarakat seiring dengan peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) didukung dengan inflasi yang terjaga. Ketiga, potensi pengembangan pariwisata dengan meningkatkan Akses, Amenitas, Atraksi, Promosi, dan Permodalan (3A2P) di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, sebagai salah satu dari 10 Bali baru.[] Yuniman Taqwa