Nuansa Natural Mendominasi Tren Produk Hospitality

Pemanasan global dan pencemaran lingkungan menjadi ancaman bersama penduduk bumi. Kecemasan itu menginspirasi para desain interior mengusung sentuhan natural dalam karya-karya yang dihasilkannya. Bagaimana tren interior produk hospitality ke depan?

Para pelaku industri pendukung sektor bisnis hotel, restoran dan cafe (horeca) lokal seperti mebel (furniture), kriya (craft) dan desain tak ketinggalan turut berkontribusi menyajikan beragam produk kreatif dan unggulan bernuansa alam serta upaya pelestariannya. Nuansa natural mendominasi produk-produk yang dipamerkan dalam gelaran Hospitality Indonesia, minggu keempat Oktober lalu.

Boleh jadi nuansa natural menjadi tren desian interior rumah dan sejumlah properti yang anda miliki di tahun mendatang? Sinyalemen itu tercium  kental, bila anda mengunjungi pameran Hospitality Indonesia lalu.

Menurut Ketua Indonesia Furniture Promotion Forum (IFPF), Erie Sasmito, unsur natural atau alam menjadi tren desain di industri mebel, kriya dan horeca. mendominasi pelaksanaan Hospitality Indonesia 2019 dan menjadi tren terkini untuk bidang industri mebel, kriya, desain dan horeca.

”Saat ini tren hospitality yang sedang berkembang di tanah air mengarah pada nuansa alam. Munculnya kesadaran masyarakat untuk menjaga masa depan bumi serta adanya kerinduan manusia untuk kembali ke alam memicu kami untuk menciptakan produk berkualitas yang  tak hanya artistik, namun juga bersifat sustainable dan ramah lingkungan. Ini sesuai dengan tema Hospitality yakni ”Engage the Future of Hospitality” yang merefleksikan masa depan hospitality dalam menciptakan dunia yang lebih baik.” jelas Erie.

Dari berbagai brand yang ada, salah satu yang menarik perhatian adalah Pineapple Lifestyle Furniture. Terinspirasi dari nuansa tropis di Indonesia, Pineapple Lifestyle Furniture menghadirkan berbagai produk mebel asal Cirebon yang homey dan nyaman digunakan, mulai dari sofa, kursi makan, kursi santai  hingga jendela. Orisinalitas produk terlihat dari metode anyaman yang detil.

Berkat produknya yang bermutu tinggi, jenama berlogo nanas ini sukses melakukan ekspor ke berbagai negara di dunia, mulai dari Jerman, Belgia, Australia hingga Amerika. Setelah berpengalaman dalam menjalankan proyek residensial di kancah global selama 30 tahun, Pinneapple juga siap melayani kebutuhan di pasar domestik sejak lima tahun belakangan dengan rentang harga terjangkau yang dimulai dari ratusan ribu rupiah.

Selain Pinneapple, ada pula Nuansa Kayu Bekas yang menjadi sorotan di Hospitality Indonesia. Brand asal Solo, Jawa Tengah ini memiliki keunikan tersendiri karena sejak 2010 berhasil menciptakan beragam produk furnitur seperti meja, lemari, kursi hingga laci yang sepenuhnya terbuat dari bah kayu-kayu bekas (recycle) dari kayu bekas rumah, perahu, truk bahkan palet.

Meski terbuat dari kayu bekas, kualitasnya tak perlu diragukan. Dengan proses pengerjaan khusus, Nuansa Kayu Bekas mampu menyulap kayu bekas menjadi produk furnitur yang cantik berkualitas terbaik sehingga banyak diminati oleh pasar luar negeri seperti Amerika dan Eropa. Dengan rentang harga dimulai dari Rp100 ribuan, produk yang satu ini menjadi salah satu incaran bagi masyarakat Indonesia yang menyenangi konsep vintage.

Sementara Kementerian Perindustrian juga turut menampilkan tren hospitality bernuansakan alam dan ramah lingkungan di Hospitality Indonesia. Berkolaborasi dengan Indonesian Furniture Designer Association, Himpunan Desainer Mebel Indonesia dan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Kementerian Perindustrian turut memfasilitasi 10 industri mebel yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Nama-nama tersebut antara lain adalah Aninda Furniture, Cassaqeela Home Living, Satori Rattan, Gallery Kursi, CV. Natural House dan Powl Studio.

Dari berbagai brand tersebut, Powl Studio menjadi salah satu daya tarik. Berbeda dengan dua brand sebelumnya yang lebih identik dengan alam. Powl Studio justru memiliki caranya tersendiri dalam menyelamatkan lingkungan.

Berkat terobosan kreatifnya, brand yang satu ini berhasil menciptakan produk pendukung desain interior rumah dan industri horeca ramah lingkungan yang terbuat dari barang-barang daur ulang spare part mobil. Dengan teknik pengerjaan khusus, brand asal Bandung yang berdiri sejak 2012 ini berhasil menyulap sampah menjadi benda-benda yang cantik seperti kursi, lampu dan jam dinding yang akan memanjakan pengunjung untuk tetap betah di rumah.

Di samping itu, nuansa alam juga bisa dirasakan dengan tampilnya instalasi desain dalam “The Lobby by Bramble”, sebuah mahakarya Eugenio Hendro sebagai Gold Designer tahun ini. Kita dapat merasakan sensasi berpetualang ke nuansa alam yang menakjubkan lewat instalasi seni  yang memadukan unsur bumi dan laut.

Sementara Sarinah Home menampilkan produk interior dekorasi dengan gaya kontemporer tropis. Dengan bahan baku utama menggunakan unsur rotan yang dinilai memiliki kualitas alami yang kuat, ringan, nyaman dan mudah beradaptasi dengan kondisi suhu dan cuaca lingkungan sekitar.

Hospitality Indonesia diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari 3 sektor yakni Furniture dan Craft Indonesia, Mozaik Indonesia dan Hotel Sourcing Indonesia. Dengan adanya unsur alam pada gelaran kali ini, Hospitality Indonesia menjadi ajang bagi para pelaku industri untuk berkontribusi menyebarkan pesan-pesan lingkungan kepada masyarakat melalui beragam produk mebel, kriya dan desain.[] Siti Ruslina