Meski Pandemi Covid 19, Bisnis Jamur Masih Prospek

Jakarta, 14 April 2020, pelakubisnis.com –Daging jamur mengandung banyak protein yang hampir sama dengan hewan, namun lebih sehat  dikonsumsi. Dibanding dengan protein dalam telur, jamur khususnya jamur merang memiliki semua kandungan asam amino essensial yang terdapat di dalam telur. Bahkan kandungan lysine dan histidinennya lebih tinggi daripada telur.

Hal inilah membuat prospek bisnis jamur amat menggiurkan. Di samping itu, peluangnya masih sangat terbuka lebar.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sudah menginstruksikan agar komoditas hortikultura terus digenjot. Terutama yang memiliki potensi nilai ekonomi yang besar.  Ia yakin  komoditas hortikultura seperti jamur, memiliki prospek yang cerah. Baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.

Sementara Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, Sukarman menjelaskan, kebutuhan konsumsi jamur di Indonesia saat ini cukup tinggi. “Namun produksi kita kurang lebih baru mencapai 33 ton/tahun,” jelas dia melalui keterangan tertulisnya, pada 11/4.

Menurut Sukarman, dari segi konsumen ternyata jamur sudah banyak digemari masyarakat. Pun dari sisi produsen masih banyak peluang usaha yang bisa digeluti di bidang budidaya dan produksi jamur.

“Ada beragam jenis jamur yang bisa dibudidayakan dan dikonsumsi. Antara lain jamur merang, jamur tiram, jamur kuping, jamur shitake, dan jamur kancing. Jenis jamur tersebut mudah diperoleh di supermarket maupun pasar tradisional,” tambah Sukarman.

Terkait dukungan Ditjen Hortikultura, Karman menjelaskan jika pihaknya memberikan bantuan kumbung jamur untuk pengembangan kawasan jamur. Selanjutnya memberikan bimbingan teknologi budidaya jamur yang baik dan benar guna meningkatkan produktivitasnya.

“Dan untuk petani yang kesulitan modal bisa mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR), “ tandas karman.

Saepudin salah seorang pengusaha budidaya jamur asal Karawang, Jawa Barat mengungkapkan jika bisnis Jamur sangat menggiurkan. Dia bahkan tak sanggup memenuhi permintaan pasar.

“Permintaan jamur di pasar lokal setempat sebanyak 100 kilogram per hari. Saya sendiri baru mampu memenuhi 30 kilogram per hari, dan 50 kilogram pada saat panen raya. itu hanya untuk pasar lokal saja seperti pasar Cikampek, Kosambi, Wadas, dan Jatisari,” beber Saepudin.

Saepudin juga mengatakan bahwa di tengah pendemi covid-19 ini volume permintaan jamur meningkat drastis. Khususnya jamur tiram cenderung stabil dan tidak berkurang.

“Nggak terlalu pengaruhnya . Sampai sekarang proses tanam maupun produksi masih aktif,” pungkasnya.[] sp