Subang Siap Tarik Investasi Asing

Bila tidak ada aral melintang, pemerintah pusat tahun depan akan membangun Kawasan Industri Terpadu (KIT) di Subang, Jawa Barat. Pembangunan tersebut atas usulan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Pemerintah pusat minta daerah aktif memberikan usulan menarik investasi.

Dalam Rapat Kabinet akhir Juli lalu, Presiden Joko Widodo menyinggung rencana pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Subang, Jawa Barat. Rencana pembangunan tersebut atas permintaan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Presiden perintahkan untuk segera disiapkan.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah akan mempersiapkan Kabupaten Subang, Jawa Barat menjadi kawasan industri. “Keputusan Subang sebagai kawasan industri baru diputuskan kemarin pada 29 Juli oleh Bapak Presiden dalam rapat, kami sudah diperintahkan untuk mempersiapkan itu,” sambungnya.

Bahlil mengatakan, pemerintah pusat membuka peluang jika ada daerah lain yang mengajukan untuk dibangun kawasan industri. Ia pun mengajak agar pemda aktif dan dapat memberikan usulan.”Jadi kita siapkan semua, kita ingin semua berkompetisi antar-provinsi dengan tetap mengedepankan persaingan yang sehat,” tandas dia, sebagaimana dikutip dari detik.com pada 30/7.

Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, pemerintah akan mempersiapkan Subang, Jawa Barat menjadi kawasan industri/foto: ist

Pembangunan kawasan industri tersebut merupakan salah satu upaya mendatangkan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) ke dalam negeri. Tahun ini, kata dia, BKPM menargetkan investasi sebesar Rp817,2 triliun.

Sementara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada Juli  2019,  juga menyambut baik rencana pembangunan kawasan industri seluas lebih dari 11.000 Ha di Subang, yang akan dikembangkan oleh tiga perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ketiga BUMN tersebut, yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII (Persero) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero).

“Kami memberikan apresiasi untuk tiga BUMN tersebut,” kata Direktur Perwilayahan Industri Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Ignatius Warsito.

Menurut Warsito, rencana tersebut sudah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Tujuannya untuk percepatan penyebaran dan pemerataan industri serta mengurangi ketimpangan pertumbuhan ekonomi dan penyebaran lapangan pekerjaan di Jawa Barat.

“Kabupaten Subang akan menjadi wilayah yang strategis. Keberadaan Pelabuhan Patimban, akses tol Cipali, serta keberadaan Bandara Kertajati akan menjadi daya tarik para investor mengembangkan kawasan industri di sekitar wilayah tersebut,” ungkapnya.

Mengenai industri yang berpotensi dikembangkan, Warsito menuturkan sebagaimana tertuang pada PP 14/2015, pengembangan industri di Subang diarahkan pada industri yang berbasis teknologi tinggi, yang ramah lingkungan dan padat karya. “Di antaranya industri prospektif seperti otomotif, elektronik, makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, serta kimia,” sebutnya.

Sementara pemerintah tengah mempercepat pembangunan kawasan industri Batang dan Subang. Kawasan tersebut nantinya akan diperuntukkan bagi investor luar negeri yang ingin merelokasi investasinya dari negara lain ke Indonesia, atau juga bagi pengusaha lokal yang mau membangun pabrik.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan kawasan tersebut nantinya diprioritaskan bagi investasi yang membawa serta teknologi tinggi (high level technology) atau sering disebut hi-tech). Ia bilang investasi tersebut harus bisa memperbaiki supply chain atau rantai pasok di Indonesia, sebagaimana dikutip dari medcom.id, pada 17/8.

Beberapa waktu lalu, jajaran Kemenperin mengecek langsung kesiapan infrastruktur di Kabupaten Subang, terkait pembangunan kawasan industri di area perkebunan Manyingsal.

Staf Ahli Menteri Kementerian Perindustrian, Masrohkah mendiskusikan langsung tentang pembangunan kawasan industri dan Pelabuhan Patimban. Hal itu untuk memastikan jika pembangunan sesuai berdasarkan masterplan yang disusun oleh Kementrian Perindustrian.

Bupati Subang, H. Ruhimat menyambut baik dan mengapresiasi kedatangan jajaran Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dalam rangka kunjungan kerja sekaligus koordinasi tinjau lokasi rencana pembangunan kawasan Industri (KI) di wilayah Kabupaten Subang Jawa Barat, pada 3/9.

Kunjungan kerja dan koordinasi jajaran Kemenperin di Kabupaten Subang, dimulai dengan kunjungan lapangan ke lokasi rencana pembangunan kawasan industri di area perkebunan Manyingsal RNI. Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan survey dan diskusi di Site pelabuhan Patimban, dan diakhiri dengan kegiatan diskusi bersama Bupati Subang, di Pendopo Bupati Subang, sebagaimana dikutip dari telusur.co.id.

Bupati Subang  berharap dengan adanya kawasan industri, pihak BUMN yang terlibat dalam pembangunan turut menggaet atau membimbing BUMD Kabupaten Subang agar lebih berdaya. Selain itu, bupati menindaklanjuti ihwal rencana pembangunan kawasan industri yang diprakarsai kementerian perindustrian.

Selain itu, bupati juga mengusulkan terkait pembiayaan pengadaan lahan prasarana pendukung yang diharapkan dapat dialokasikan pada anggaran pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Bupati Subang H. Ruhimat, menindaklanjuti ihwal rencana pembangunan kawasan industri yang diprakarsai Kementerian Perindusterian. Ia sangat mendukung. Namun demikian berkaitan dengan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Subang yang berkompeten sebagai pelaku industri, ia pun meminta bantuan prasarana pendukung yang belum dimiliki.

“Kami meminta Menteri Perindustrian untuk dapat mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Industri yang diharapkan dapat turut memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) dalam kompetensi di bidang Industri yang dibutuhkan di Kabupaten Subang. Selain itu ia juga meminta bantuan prasarana pendukung berupa SMK Industri, sekaligus mengusulkan terkait pembiayaan pengadaan lahan prasarana pendukung yang diharapkan dapat dialokasikan pada anggaran pemerintah Pusat melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” tuturnya.

Sejauh ini Subang  memiliki potensi industri  cukup menjanjikan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2018 terdapat 171 industri yang telah menunjukkan eksistensinya di Subang. Mayoritas dari industri tersebut adalah tekstil dengan persentase 42 persen dari total industri yang ada. Industri lain pun turut meramaikan eksistensi industri di Subang, seperti industri kimia, pangan, kertas, logam, mesin dan perekayasaan, elektronik dan industri aneka.

Subang merupakan wilayah strategis karena wilayah Karawang, Purwakarta dan Bekasi dinilai telah padat oleh industri. Maka Wilayah Subang menjadi peluang pengembangan selanjutnya. Peluang ini didukung oleh rencana pembangunan jalan tol dan pembangunan pelabuhan baik di Cilamaya maupun di Patimban.

Sejauh ini kesiapan Pemkab Subang dalam menuju Kawasan Industri, harus disikapi dengan apresiasi. Menurut Direktur Air Tanah Air Baku Dirjen Sumberdaya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Iriandi Aswardika mengatakan, selain Subang sudah siap dengan sumberdaya alam yang ada, juga kesiapan lainnya, yang tentunya sangat bisa untuk kerjasama yang baik untuk kerjasama mewujudkan pembangunan Kawasan industri di tahun 2021 nanti, sebagaimana dikutip dari rri.co.id.

Direktur Air Tanah Air Baku Dirjen Sumberdaya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Iriandi Aswardika: Subang siap dengan SDA yang ada/foto: ist

Ia menyebutkan, selain Subang, baru Batang yang sudah siap dibangun kawasan industri, sedangkan Ngawi belum ada progres, untuk menuju kawasan industri.”Kenapa Subang di tunjuk menjadi salah satu kawasan industri, karena Subang dinilai memiliki sarana dan infrastruktur, yang sangat mendukung seperti Pelabuhan Patimban, dan jalan Tol Cipali.,” terang Iriandi kepada wartawan di Subang, pada 5/9.

Direncanakan pembangunan kawasan industri Subang pada awal 2021, melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga. Kementerian PUPR berkomitmen kawasan industri ini bisa terlaksana sesuai harapan. “Secepatnya kita wujudkan karena, ada informasi dari konsorsium, bahwa sejumlah investor di 2022 nanti, akan mulai pada masuk ke Subang,” jelasnya.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jawa Barat menempati peringkat pertama realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp57,9 triliun. Investasi tersebut juga berdampak kepada serapan tenaga kerja di Jawa Barat.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil  menargetkan investasi masuk sebesar Rp 107 triliun pada tahun 2020. Untuk memenuhi target itu, pihaknya akan melakukan strategi jemput bola ke investor dari negara-negara lain.

Sementara Bahlil Lahadalia mengapresiasi upaya Pimprov Jabar dalam menjemput investasi untuk bisa direalisasikan di daerahnya. Ia mendukung pemerintah daerah yang memiliki komitmen tinggi pada kemudahan investasi.[] Yuniman Taqwa