Mendag Zulkifli Hasan Amankan Sementara Kapal Tanker Tanpa Izin Impor

Palembang,  10  Mei  2024, pelakubisniscom – Menteri  Perdagangan  Zulkifli  Hasan memimpin ekspose  temuan  kapal tanker  asal  impor  yang  tidak  memenuhi  ketentuan  impor hasil  pengawasan  di  luar  kawasan  pabean (post-border), pada 8/5  di  Palembang,  Sumatra  Selatan. Kapal  tanker  senilai  Rp50,9  miliar tersebut termasuk kategori Barang Modal Tidak Baru (BMTB).

Atas temuan itu, dilakukan tindakan pengamanan sementara kapal tanker tersebut oleh Kementerian Perdagangan, melalui Balai Pengawasan Tertib Niaga (BPTN) Medan,bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.

“Pelanggaran  oleh  importir  kapal  tanker  tersebut  adalah  tidak  dimilikinya  perizinan  berusaha  di bidang  impor  barang  tertentu  berupa Persetujuan  Impor  (PI)  yang  dipersyaratkan.  Kementerian Perdagangan  senantiasa  menertibkan  barang-barang  impor  yang  tidak  memenuhi  ketentuan  impor. Hal ini dilakukan untuk melindungi masyarakat,”ungkap Zulkifli Hasan.

Zulkifli  Hasan  menyampaikan, kapal  tanker tersebut  berasal  dari  Tiongkok  dengan  berat kotor 1.970  ton, berkode  HS  8901.20.50. Walaupun telah  memenuhi  ketentuan  kepabeanan  dan perpajakanya itu  memiliki  kelengkapan  Pemberitahuan  Impor  Barang  (PIB),  kapal  tanker  tersebut belum memenuhi ketentuan impor dari Kemendag. Zulkifli  Hasan  menjelaskan, importir  yang  mengimpor  barang  tertentu, tetapi tidak  memiliki perizinan  berusaha  di  bidang  impor  barang  tertentu melanggarsejumlah  ketentuan.  Salah  satunya,Pasal 3 ayat (1) Permendag Nomor 36 Tahun 2023 sebagaimana diubah dengan Permendag Nomor 7 Tahun 2024.Barang tertentu yang dimaksud, salah satunya, adalah BMTB.

Sementara  itu,  ketentuan  PIuntuk impor komoditas  BMTBjenis kapal  tanker adalah  berdasarkan Lampiran II Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, sebagaimana  telah  diubah untuk  kedua  kalinya dengan  Peraturan  Menteri  Perdagangan Nomor 7 Tahun 2024.

“Ekspose ini merupakan bentuk komitmen Kementerian Perdagangan dalam proses pengawasan dan penegakan  hukum  di  bidang  perdagangan.  Pemerintah  secara  tegas  akan  menindak  pelaku  usaha yang  melanggar  ketentuan.  Hal  ini  agar  memberikan  efek  jera  pada  pelaku  usaha  yang  masih  abai pada aturan perundang-undangan di bidang perdagangan,”tegasMendag Zulkifli Hasan.

Untuk  itu,   Zulkifli  Hasan  mengajak  pelaku  usaha  untuk  selalu  tertib  hukum  dan  memenuhi ketentuan  impor  yang  dipersyaratkan.  Hal  ini  bertujuan  untuk  melindungi  masyarakat  dari  kerugian konsumen yang timbul dari pemakaian produk di masa mendatang.

“Pemerintah telah memberi berbagai kemudahan dalam mengurus izin di bidang perdagangan. Sudah sepatutnya  pelaku  usaha  patuh  pada  ketentuan  yang  berlaku.  Melalui  ekspose  ini,  kami  ingin menyampaikan  kepada  pelaku  usaha  agar  tertib  secara  hukum  dan  menaati  peraturan  perundang-undangan di bidang perdagangan dalam berusaha,”tegas Zulkifli Hasan.

Turut mendampingi Zulkifli Hasan yaitu Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga  (PKTN)  Kemendag  Moga  Simatupang,  Direktur  Jenderal Perdagangan  Dalam  Negeri  Kemendag Isy  Karim, Direktur  Tertib  Niaga  Kemendag  Tommy  Andana, dan Sekretaris  Direktorat  Jenderal  PKTNKemendagIvanFithriyanto.

Sementara  itu,  turut  hadir  dalam  kegiatan  ekspose  ini  adalah  Kepala  BPTN  Medan Muhardi  Akbar, Kepala  Bidang Penindakan  dan Penyidikan  Kantor  Wilayah  Bea  dan  Cukai  Sumatra  Bagian  Timur  Ony Ipmawan, Danrem 044/Gapo Brigjen TNI Muhammad Thohir, Plh. Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumatra  Selatan  Henny  Yulianti, Kasubdit  Tipidter  Polda  Sumsel  AKBP  Bagus  Suryo  Wibowo, Kepala KPPBea  danCukai  Palembang  Andri  Waskito, serta perwakilan  Kantor Kesyahbandaran  dan  Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Palembang.

Ancaman Sanksi

Dirjen  PKTN Kemendag Moga  Simatupang  menyampaikan,  kapal tanker tersebut tiba di  Indonesia pada  18  April  2024  lalu  sebelum  mendapat  perizinan  impor  dan  persetujuan  teknis  (pertek)  dari Kementerian  Perhubungan  dan  Kementerian  Perindustrian.  Kapal  ini  direncanakan  beroperasi  di Indonesia untuk mengangkut bahan bakar minyak dan aspal.

“Kapal ini merupakan Barang Modal Tidak Baruyang usianya 18 tahun. Kapal ini terdeteksi olehkami berkat kerja sama BPTN Medan dan Bea Cukai Kantor Wilayah Sumatra Bagian Timur. Kapal ini tidak mempunyai  perizinan  impor  karena  belum  memiliki  persetujuan  teknis  (pertek)  dari  Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian,” kata Moga.

Moga menjelaskan, atas pelanggaran ini, importir kapal tanker tersebut dengan inisial PTAR akan dikenakan sanksiadministratif  dan  kapal  harus  diekspor  ulang.  Kapal  tersebut  boleh  diimpor  lagi sesudah melengkapi seluruh persayaratan.

“Sanksi  administratif  tersebut  sesuai Pasal  61  ayat (2) Permendag  Nomor  36  Tahun  2023,  yang menyatakan  bahwa  barang  yang  diimpor  tidak  sesuai  dengan  ketentuan harus  diekspor  kembali, dimusnahkan,   ditarik   dari   distribusi,   atau   dapat   diperlakukan   lain   sesuai   dengan   ketentuan perundang-undangan,”tutup Moga.[]sp