KEK Arun Dorong Pertumbuhan Ekonomi Aceh

keberadaan industri pengolahan memiliki peran besar mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh. Kiranya program KEK Lhokseumawe dapat berjalan sesuai yang diharapkan!

Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, makin optimis menatap masa depan. Betapa tida, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2017, ditetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe. Boleh jadi kawasan ini menjadi daya tarik investor menanamkan investasinya di sini.

Pasalnya, KEK ini bertumpu pada lokasi geografis Aceh yang dilintasi oleh Sea Lane of Communication (SloC), yaitu Selat Malaka dan mempunyai keunggulan komparatif untuk menjadi bagian dari jaringan produksi global.

KEK yang terbentuk dari konsorsium beberapa perusahaan eksisting, yaitu PT Pertamina, PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM), PT Pelindo 1, dan Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) terdiri atas tiga kawasan, yaitu kompleks kilang Arun, Kecamatan Dewantara serta Desa Jamuan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), minggu kedua 2018 lalu, meresmikan beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe. Peresmian ini bersamaan dengan groundbreaking Jalan Tol Sigi – Banda Aceh, peresmian  flyover Simpang Surabaya dan underpass Beurawe, dan peresmian Masjid At-Taqarrub Pidie Jaya.

Presiden meminta pengelola KEK Arun Lhokseumawe menarik investor sebanyak-banyaknya. Agar KEK ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah Lhokseumawe, Aceh. “Bagaimana mendatangkan investor ke dalam KEK, karena itulah tujuan adanya KEK,” kata Presiden dalam siaran pers, minggu kedua Desember tahun lalu. . KEK Arun Lhokseumawe sangat strategis karena terintegrasi dengan Jalan Tol Trans Sumatera.

Sementara KEK ini berfokus pada beberapa sektor yaitu energi, petrokimia, agro industri pendukung ketahanan pangan, logistik serta industri penghasil kertas kraft. Dari sektor energi (minyak dan gas) akan dikembangkan regasifikasi LNG, LNG Hub/ Trading, LPG Hub/ Trading, Mini LNG Plant PLTG dengan pengembangan pembangkit listrik yang ramah lingkungan atau clean energy solution provider. Infrastruktur logistik juga dikembangkan untuk mendukung input dan output dari industri minyak dan gas, petrokimia dan agro industri, melalui peningkatan infrastruktur pelabuhan dan dermaga berstandar Internasional.

Peresmian Pusat Logistik Arun Lhokseumawe, foto: ist

Beberapa perusahaan yang sudah serius menyatakan minat investasi adalah Aksa Enerji Uterim, investor Turki yang akan mengembangkan sektor energi, PT Korina Refinery Aceh (investor Korea) akan mengembangkan oil refinery, dan Malaysia Mining Corporation (MMC) Port akan bekerja sama mengembangkan pelabuhan.

Tidak hanya itu, KEK Arun Lhokseumawe berpotensi menjadi salah satu ekosistem perairan yang kaya dan produktif dan memungkinkan menjadi basis pengembangan industri perikanan tangkap. Dengan potensi yang dimiliki, Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe juga akan menjadi kawasan basis industri pertanian dengan dukungan komoditas unggulan seperti sawit, kopi, kakao, karet, kelapa, minyak atsiri dan lain-lain.

Sementara PLt Gubernur Aceh  Nova Iriansyah dan Kepala Kanwil Direktorat bea Cukai, Novan Irfyandi, secara simbolis  meresmikan operasional  Pusat Logistik Berikat (PLB) Perta Arun Gas (PAG) dengan menandatangani prasasti. Sedangkan kedatangan cargo perdana Arun LNG Hub secara resmi  disambut dengan penekanan tombol sirine oleh PLt Gubernur Nova Iriansyah, President Director PAG Arif Widodo, managing Director Arif Basuki dan Managing Executive Officer Kyushu Electric di Pelabuhan Bang Lancang.

Nova Iriansyah berharap dengan adanya PLB dan LNG Hubu yang berada di KEK Arun Lhokseumawe yang dikelila PAG, dapat menjadi magnet dan motivasi terhadap pertumbuhan industri di Aceh. “Targetnya mengundang investor pada sektor strategis, seperti industri logistik, energi, ekspor dan pariwisata. Dengan adanya PLB yang dikelola PAG akan menjadi faktor pendukung terhadap kemajuan kawasan KEK Arun Lhokseumawe dan Aceh pada umumnya,” ujarnya.

Sementara Presiden Director PAG Arif Widodo mengatakan, salah stu bisnis yang dijalankan di PLB PAG adalah bisnis LNG Hub, yaitu bisnis penyimpanan LNG di tangki LNG milik PAG. Untuk menjalankan bisnis ini, PAG telah sepakat melakukan kerjasama dengan PPT Energy Trading Singapore Pte.Ltd, P. Di mana PAG berperan sebagai terminal owner LNG storage dan receiving  terminal sedangkan PPT Energy Trading Singapore berperan sebagai capacity holders. Kesepakatan ini menjadi salah satu momen penting PLB beroperasi efektif. “Kargo perdana LNG ini akan disimpan di LNG Hub. LNG yang diangkut oleh LNG Tanker Grace Barleria ini membawa kargo berkapasitas 142.200m3. LNG tersebut akan disimpan di dua unit tangki LNG kilang arun PAG site, lhokseumawe yang memiliki total kapasitas 210.000 m3,” jelasnya.

Arif berharap bisnis ini dapat membawa banyak manfaat bagi semua pihak. “Dengan meningkatnya pendapatan bagi PAG, kami berharap PAG dapat semakin berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Aceh, termasuk pertumbuhan lapangan kerja bagi masyarakat,” tambahnya.

KEK Arun Lhokseumawe akan berkembang bersamaan dengan pengembangan wilayah beberapa negara di kawasan Asia Selatan melalui revitalisasi ekonomi laut jalur sutra (Maritime Silk Road). Dengan demikian maka Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe berada pada pasar perdagangan ASEAN dan Asia Selatan. Dengan potensi dan peluang yang dimiliki, KEK Arun Lhokseumawe diproyeksikan akan mencapai nilai investasi sebesar USD 3,8 miliar dan menyerap tenaga kerja sebanyak 40.000 orang pada tahun 2021.

Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menjelaskan, kegiatan utamanya industri energi, petrokima, pengolahan kelapa sawit, logistik dan pengolahan kayu dan lain-lain “Perkiraan investasi pelaku usaha di KEK Arun Lhokseumawe sebesar Rp 51,3 triliun untuk 10 tahun, dan pembangunan kawasan Rp 151 miliar,” katanya, sebagaimana disarikan dari  kontan.co.id.

Investasi KEK Arun Lhokseumawe dimulai dengan pembangunan pabrik Pupuk NPK dengan nilai investasi sebesar Rp 1,6 triliun oleh PT Pupuk Iskandar Muda yang akan dimulai pada bulan ini.  Selain itu, akan dilaksanakan kegiatan penanaman kembali (replanting) Pinus dalam rangka pengelolaan Hutan Pinus Kawasan Gayo (Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues) untuk memenuhi kebutuhan PT Kertas Kraft Aceh sebesar Rp 200 miliar oleh Joint Venture Perusahaan PT Kertas Kraft Aceh, PT Inhutani, PT Perusahaan Pengelola Aset, dan PDPA Aceh pada April 2019.

Dan Pemerintah Kota Lhokseumawe sangat siap dengan pengembangan KEK Arun Lhokseumawe, karena selain letaknya yang strategis juga tersedianya lahan dan juga sarana pendukung industri dan lain sebagainya. Selain itu dapat mendukung perekonomian masyarakat Aceh menjadi lebih baik, ujar Salahuddin Plt Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Lhokseumawe, pada pertengahan Januari lalu, sebagaimana dikutip dari aceh.antaranews.com.

Namun demikian, menurut Salahuddin, masih kendala bagi para investor yang hendak berinvestasi dikawasan KEK Arun. KEK Arun Lhokseumawe, Aceh yang masih dibawah kendali Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) menjadi kendala terhadap pengembangan KEK di daerah setempat. Selain harus mengurus pengunaan lahan ke pusat yakni ke LMAN, juga lamanya pengunaan lahan untuk investasi dibatasi waktunya. Yakni hanya diberi waktu 15 tahun.

Hal itu juga tentu menjadi kendala bagi investor disaat hendak berinvestasi di kawasan KEK Arun Lhokseumawe. Karena investor khawatir, apabila setelah 15 tahun, kontrak pengunaan lahan dikawasan tersebut dapat saja tidak diperpanjang lagi. “Seharusnya diberi waktu agak panjang antara 25 hingga 30 tahun,” jelas Salahuddin, masih dari sumber aceh.antaranews.com.

“Harapan kita kedepan, Jika KEK Arun Lhokseumawe mau jalan maka pengelolaan lahan kawasan KEK tersebut diserahkan kepada PT.Patna (Patriot Nusantara) yang dibentuk sebagai pengelola kawasan KEK Arun Lhokseumawe,” jelasnya lagi.

 Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Rahayu Puspasari memaparkan mengenai hasil Focus Group Discussion (FGD) terkait Pembangunan dan Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL). Ia memaparkan FGD telah dilaksanakan selama 3 hari dan membahas mengenai investor friendly environment, konsep pengembangan kawasan Lhokseumawe yang terintegrasi dan perbaikan kebijakan serta regulasi.”Ibu (Menteri Keuangan) meminta kami untuk mempercepat pengembangan aset namun harus tetap govern,” jelas Direktur Utama LMAN di Hotel JW Marriot, pada awal Februari lalu, sebagaimana dikutip dari  jpp.go.id

Lebih jauh, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investor dibutuhkan empat hal. Pertama, kemudahan perijinan, kedua, percepatan proses persetujuan apabila akan dilakukan pemanfaatan aset, ketiga, pembangunan fasilitas dan harga sewa atas fasilitas tersebut. Terakhir, dukungan terhadap kearifan lokal Aceh. Hal ini menurutnya merupakan faktor yang paling penting karena dengan dukungan terhadap potensi wilayah Aceh dan diharapkan dampaknya akan dapat langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Pihak Bank Indonesia telah meneliti dampak keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lhokseumawe bagi perekonomian Aceh. Dari hasil penelitian tersebut terungkap masih minimnya kegiatan usaha produktif (Industri), konektivitas, infastruktur pelabuhan, kualitas sumber daya manusia, pungutan liar, serta kapasitas listrik menjadi penyebab utama bagi kemajuan ekonomi di provinsi berjuluk Serambi Mekkah itu, dikutip dari  ajnn.net.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, T Munandar menyatakan Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan Growth Diagnostic yang dikembangkan Hausmann, Rodrik, dan Velasco. Penelitian merupakan tindak lanjut pendalaman penelitian 2009 yang dilakukan World Bank, atas Diagnosis Pertumbuhan Ekonomi Aceh dengan menggunakan Tools Decision Tree.

Dengan pembangunan KEK Lhokseumawe, lanjut T Munandar mampu memberikan tambahan terhadap pertumbuhan ekonomi baseline sebesar 0,63 persen dan penambahan pertumbuhan employment 0,27 persen. Hasil ini juga memperlihatkan bahwa keberadaan industri pengolahan memiliki peran paling besar mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh.”Melihat hasil kajian tersebut, kami berharap kiranya program KEK Lhokseumawe dapat berjalan sesuai yang diharapkan,” kata T Munandar pada minggu pertana November tahun lalu. []Yuniman Taqwa