Industri Hospitality dan Pariwisata Saling Bersinggungan

Jakarta, 23 oktober 2019, pelakubisnis.com –  Untuk kedua kalinya Pameran Hospitality dan Desain Indonesia diselenggarakan dan resmi dibuka Rabu, (23/10) di Hall A, Jakarta Internasioanl Expo (JIExpo). Pameran ini merupakan sinergi antara API Traya dan JIExpo Kemayoran Jakarta serta didukung Kemenperian Perindustrian, Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Indonesia Furniture & Craft Promotion Forum (IFPF) yang berlangsung 23 – 26 Oktober 2019.

Di area seluas 8000 meter persegi, Hospitality Indonesia melibatkan sekitar 130 peserta pameran yang terdiri dari tiga sektor yakni Furniture & Craft Indonesia, Mozaik Indonesia dan Hotel Sourcing Indonesia.

“Dengan mengusung konsep Business to Business (B to B) yang akan menjadi pendorong meningkatnya transaksi bisnis  antara pelaku industri hospitality dengan para buyer, baik lokal maupun internasional sekaligus pemicu pertumbuhan parawisata di Indonesia,” kata Presiden Direktur Traya Eksibisi Internasional, Bambang Setiawan.

Menurutnya, Industri Hospitality dan Pariwisata adalah dua hal yang saling berkaitan. Sedikitnya  untuk Competitiveness Index) salah satunya adalah infrastruktur pelayanan pariwisata . Di mana unsur di dalamnya  mencakup bidang akomodasi, restoran dan fasilitas wisata lainnya.

Sementara Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Abdul Rochim, M.Si, dalam sambutannya mengatakan, optimis industri hospitality Indonesia dapat bersaing secara kualitas di pasar global dan eksis memenuhi kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri.

Menurut Abdul Rachim, acara ini sangat penting dalam mendorong perkembangan industri furnitur nasional. Indonesia berada di peringkat ke-85 dari 190 negara dalam Global Index. “Kita harus melakukan berbagai inovasi. Industri furniture erat sekali dengan gaya hidup dan merupakan produk fashionable yang dinamis mengikuti selera masyarakat dan tren di pasar, katanya seraya menambahkan bahwa Inovasi sangat menentukan nilai tambah dari suatu produk. Contoh satu set furniture di Indonesia dari Rp100 ribu sampai jutaan rupiah. Di Cina, 1 set furniture bisa milyaran rupiah.

Lebih lanjut ditambahkan,  industri furnitur berkontribusi 0.25% terhadap PDB nasional. Nilai perdagangan furnitur dunia sebesar USD131 M pada 2016. Pemain utama: Cina, Jerman, Polandia, AS dan Vietnam. Indonesia berada di peringkat 21 dunia. “Saya berharap industry Hospitality dapat menjadi wadah bagi para pelaku industri hospitality, dekorasi dan sejenisnya untuk menarik minat beli buyers dalam dan luar negeri. Saya menghimbau untuk mencintai produk dalam negeri,” katanya.

Hal ini juga direspon positif oleh Ketua Umum Indonesia Furniture Promotion Forum (IFPF). Erie Sasmito yang memandang ajang ini sebagai stimulator yang kuat bagi pelaku industry hospitality Indonesia untuk lebih berani dan bereaksi demi memenuhi kebutuhan pasar. “Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah untuk menyuplai industry tersebut. SDM kita juga handal. Hanya saja dibutuhkan keberanian dan komitmen yang kuat untuk mendukung kebutuhan industry sesuai tren yang berkembang,”ungkap Erie. [] sr