Menguak Kota Semarang Raih ASEAN Clean Tourist City

Kota Semarang berhasil menyabet gelar ASEAN Clean Tourist City Standard 2020 – 2022. Predikat ini terus dijaga agar mampu mengundang banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Apalagi Kota Lama Semarang sudah ditetapkan menjadi warisan budaya oleh UNESCO.

Awal tahun ini Pemerintah Kota Semarang boleh merasa bangga. Pasalnya, pemkot ini meraih penghargaan Kota Wisata Terbersih se-Asia Tenggara, dalam ASEAN Tourism Forum (ATF) sebagai ASEAN Clean Tourist City Standard 2020 – 2022 yang digelar di Brunai Darussalam, pada 17 Januari 2020. Penghargaan diberikan kepada Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin mewakili Wali Kota Hendrar Prihadi.

Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin mewakili Wali Kota Hendrar Prihadi menerima ASEAN Clean Tourist City Standard 2020 – 2022 /foto: doc. Pemkot Semarang

 

ATF merupakan sebuah forum tahunan yang melibatkan industri pariwisata dari 10 negara anggota termasuk Singapura, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand dan Indonesia. Setiap tahunnya, ATF akan digelar di tempat yang berbeda secara bergantian. Kalau Brunei Darusalam menjadi tuan rumahnya pada tahun ini, Indonesia akan mendapat gilirannya pada tahun 2022.

Setiap dua tahun sekali, forum ini akan memberikan penghargaan kepada kota-kota wisata di kawasan ASEAN yang memenuhi kriteria sebagai ASEAN Clean Tourist City Standard.

Tujuan ASEAN mengadakan ajang pemberian predikat ini adalah supaya negara-negara anggota ASEAN memiliki alat yang akan membantu meningkatkan kualitas pariwisata di kota mereka, meningkatkan pemasaran dan daya saing tetapi juga meningkatkan situasi penduduk lokal dan mata pencaharian mereka dengan mengurangi kemiskinan, sebagaimana dikutip dari  liputan6.com.

Tak hanya itu, hal ini juga dirancang untuk melindungi lingkungan sekaligus menjadi upaya dalam menanggapi dampak iklim. Dalam harapannya, negara-negara anggota ASEAN juga dapat sekaligus berkontribusi pada upaya pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Selama dua tahun ke depan hingga 2022, penghargaan ini akan menjadi milik Kota Semarang. Sekaligus juga tantangan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas bersih di kota ini. Sebagai satu-satunya kota yang meraih predikat Clean Tourist City, Semarang memang jauh lebih ramah dari polusi udara dan sampah.

Wali Kota Semarang, Hendrar Pribadi mengatakan, keberhasilan kota Semarang meraih penghargaan tersebut karena adanya konsep bergerak bersama, baik dari stakeholder, Pemerintah Kota Semarang, masyarakat, pengusaha dan pihak media.

Hendrar Prihadi mengatakan, sejumlah  inovasi pengelolaan kota terus lahir dari Ibu Kota Jawa Tengah. Tak hanya dilakukan aparat  pemerintah kota saja, tapi  besarnya partisipasi masyarakat justru menjadi faktor utama terinisiasinya berbagai inovasi di Kota Semarang.

Seperti dibukanya ruang keterlibatan masyarakat yang sangat luas dalam pembangunan telah memicu kepedulian warga kota lumpia menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Ia menegaskan berjalannya konsep pembangunan ‘Bergerak Bersama’ juga semakin lama semakin terlihat hasilnya.

Alhasil, Kota Semarang dinobatkan sebagai Kota Wisata Terbersih di Asia Tenggara, sesuai standar yang ditetapkan oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Perbara), atau yang lebih populer dengan sebutan ASEAN.  Penghargaan itu sendiri menjadi istimewa karena sebelumnya pada tahun 2018 Kota Semarang juga sempat masuk nominasi, namun baru mampu mendapatkannya pada ajang selanjutnya,

Di sisi lain secara lebih luas, lanjut Hendi, keterlibatan masyarakat yang kuat juga terlihat dalam besarnya dukungan terhadap gerakan Semarang Wegah Nyampah (Semarang Tidak Mau Nyampah) yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Semarang. Berbagai inovasi pengendalian sampah itu pun sejalan dengan kebijakan pembangunan Semarang sebagai kota wisata, sebagaimana dikutip dari detik.com

Keberhasilan semarang menyabet gelar kota wisata terbesih di Asia Tenggara, juga ditentukan oleh masih normalnya emisi gas buang dari kendaraan dan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang mencapai 30% dari total wilayah. Rasio ini menjadi salah satu penilaian dewan juri dan ini menjadi sukses meraihnya penghargaan kota wisata terbersih tersebut.

Dalam websitenya, ASEAN memaparkan sejumlah aspek yang menjadi indikator penilaian seperti: manajemen lingkungan, kebersihan, manajemen pengolahan limbah, membangun kesadaran tentang perlindungan dan kebersihan lingkungan, penyediaan ruang hijau, keselamatan kesehatan dan keamanan kota serta infrastruktur dan fasilitas pariwisata.

Adapun predikat tersebut praktis akan memperkuat Kota Semarang sebagai salah satu kota tujuan wisata utama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Indriyasari, diraihnya predikat ASEAN Clean Tourist City Standard akan mendorong adanya lompatan besar di Kota Semarang dalam sektor pariwisata.

“Kami akan lebih fokus pada peningkatan kualitas tidak sekedar kuantitas kunjungan wisawatan untuk menggenjot bergulirnya roda perekonomian warga dari sektor wisata,” terang Kadisbudpar Indriyasari.

Seperti diketahui, lama tinggal wisatawan di Semarang hanya sekitar 1-2 hari. Karenanya, dengan adanya peningkatan kualitas, lama tinggal, jumlah belanja dan pengeluaran wisatawan serta kualitas kunjungan mereka juga diharapkan naik. Tak heran, di tahun 2019 lalu, sekurangnya 7,2 juta wisatawan berkunjung ke Kota Lumpia tersebut. Karenanya di tahun ini diharapkan jumlah kunjungan juga meningkat tidak hanya dari kuantitas namun juga kualitas.

Semarang, punya banyak tempat wisata menarik. Salah satunya adalah kawasan Kota Lama yang pernah menjadi pusat perdagangan dan menyimpan banyak cerita. Karena itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio menyatakan siap mendorong dan mewujudkan Kota Lama di Semarang, Jawa Tengah, sebagai creative hub sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Penekanan pentingnya pengembangan industri kreatif di Kawasan Kota Lama Semarang, ini juga dalam rangka upaya pemerintah kota untuk menghidupkan dan mengajukan kawasan tersebut sebagai UNESCO World Heritage. Itu adalah sebuah program PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yang berfungsi untuk melestarikan dan menjaga situs warisan budaya dan alam yang terdapat di berbagai negara di dunia, sebagaimana dikutip dari liputan6.com.

Presiden Jokowi dan rombongan menuju Alun-Alun Kota Semarang. Selanjutnya, dengan mengendarai sepeda, Presiden Jokowi didampingi Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menlu Retno Marsudi, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuju ke kawasan Kota Lama yang sudah dua tahun ini dilakukan revitalisasi.

Presiden Jokowi berserta rombongan naik sepeda di kota Semarang/foto: doc. Setkab

“Sekarang barangnya sudah jadi, yang paling penting ada aktivitas. Ada isian yang baik terutama yang berkaitan dengan apa, ekonomi kreatif, industri kreatif yang ada di kota Semarang dan Jawa Tengah pada umumnya,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan yang sudah menunggunya di Kota Lama, pada 30 Desember lalu.

Presiden berharap ke depan Kota Lama akan menjadi sebuah creative hub bagi Jawa Tengah, karena hampir 20 hektar luasnya.“Ini sudah direstorasi dengan baik, saya rasa bisa menjadi icon Semarang, icon Jawa Tengah yang baru, dan bisa menarik wisatawan,” ucap Presiden.

Kepala Negara mengingatkan, bahwa Kota Lama Semarang sudah ditetapkan menjadi warisan budaya oleh UNESCO. Karena itu, harus terus dijaga. “Tinggal isian harian harus diisi dengan kegiatan-kegiatan seni budaya, mungkin di sini galeri, resto dihidupkan, sehingga juga mengangkat pertumbuhan ekonomi Kota Semarang maupun Jawa Tengah,” ujar Kepala Negara.[] Yuniman Taqwa/foto utama: ist