Sinergi JNE Dengan UMKM Dongkrak Ekonomi Indonesia

Kemudahan  transaksi pembayaran menggunakan system cashless dengan dompet digital melalui kerjasama dengan beberapa perusahaan fintech, dengan  terus melakukan perbaikan pada kualitas dan kuantitas jaringan layanan menjadi  alasan bagi JNE untuk merangkul UMKM di Tanah Air untuk maju bersama.

Setiap hari Mardiyah, pemilik usaha Gallery Omah Colet  berjibaku dengan urusan  kiriman order mukena coletnya ke banyak daerah di Tanah Air.  Bersama suami  dan anak-anak juga karyawannya,  ia mengemas apik setiap mukena pesanan. “Mau kirim pakai kurir apa Mbak?,” demikian Mardiyah menyambut sapaan salah satu customer nya. Untuk urusan pengiriman mukena ia membebaskan pilihan kepada customer mau memakai jasa kurir yang mana saja.

Dari sekian perusahaan jasa kurir, yang paling banyak mengantar mukena Omah Colet  adalah Kurir JNE.  Menurut cerita Mardiyah, umumnya customer yang menjadi pelanggannya mempercayai JNE karena reputasi  perusahaan kurir ini yang layanannya cepat dan tepat waktu sampai tujuan.  Kurang lebih 10 tahun Mardiyah menggunakan  JNE untuk kiriman pesanan mukenanya. “Sejauh ini yang paling cepat tuh JNE. Harganya murah dan kebetulan dekat dari sini. Kami sering pakai layanan JTR (JNE Trucking-red) untuk pengiriman dalam jumlah besar minimal 10 kilogram,”aku Dicky Roswy, suami Mardiyah.   Boleh jadi  bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) komitmen jasa kurir merupakan “tanggungjawab moral” bagi pelanggannya untuk tetap  “berikrar” supaya tidak kehilangan konsumen.

Usaha mukena Omah Colet adalah  usaha keluarga Mardiyah di Pekalongan, Jawa Tengah,  yang dibuat secara handmade dengan cara dilukis (colet-red)  menggunakan koas bambu. Sementara Mardiyah berperan sebagai distributornya. Melalui Gallery Omah Colet berada di bilangan Bekasi, ia mendistribusikan produk mukenanya ke banyak daerah di Indonesia.”Terutama untuk pengiriman ke daerah ya, JNE cukup menjanjikan dibanding yang lain. Sudah lama juga saya menggunakan JNE Loyalty Card (JLC-red) nya,” ujar Mardiyah kepada pelakubisnis.com.

Sementara pelaku UKM Gita Natadiredja pemilik brand Radja Jersey Bandung juga mengaku paling sering menggunakan JNE untuk kirim pesanan customernya. Ia menggunakan beberapa jasa kurir namun menurutnya yang paling dekat dan paling cepat sampai. “Kata marketing saya yang urus pengiriman begitu. Karena keadaan darurat suka tak ada yang bisa sehari sampai, kalau di JNE bisa cepat,”tegas  pengusaha generasi milenial ini.

Senada dengan Mardiyah dan Gita, Owner syareefashion.id, Lina Wildana juga mengaku sering menggunakan fasilitas JLC untuk mengirim produk-produk hijabnya. “Lumayan poin-poinnya kalau dikumpulkan,”ujar ibu dua anak ini.

Dengan menggunakan JLC diakuinya setiap transaksi dikonversi menjadi poin yang dapat ditukar dengan beragam pilihan hadiah mulai dari handphone, perlengkapan rumahtangga, voucher digital dan lain-lain.

Bahkan sampai ada yang mendapat hadiah jalan-jalan naik helicopter atau ada juga yang digunakan untuk kegiatan sosial.   Saat ini tercatat sekitar 350 ribu-an anggota JLC yang tersebar di Indonesia. Menurut Eri Palgunadi , VP Marketing JNE, dari jumlah itu sekitar 40 ribu-an berasal dari UKM.

Dari setiap transaksi senilai Rp25 ribu di JNE, akan mendapat reward satu poin bagi pengguna JLC. Poin tersebut bisa ditukar dengan hadiah menarik atau diskon khusus di banyak merchant. Kartu JLC  dapat digunakan untuk layanan yang menggunakan Service YES, Reguler, Special Service (SS), International dan  JNE POPBOX. 

 “UMKM/UKM yang tergabung dalam JLC tentu beragam, tapi mayoritas  di bidang fesyen, kerajinan daerah, otomotif dan lainnya mulai dari produsen langsung maupun reseller,” kata Eri Palgunadi seraya menambahkan JNE menjaga brand promises bisa terpenuhi, bahkan melebihi ekspektasi konsumen. Inovasi tiada henti tentunya terkait digitalisasi dan perubahannya akan terus dilakukan, di samping melakukan perbaikan pada kualitas dan kuantitas jaringan layanan JNE di seluruh  Indonesia.

Eri menambahkan, diawal pandemi,  terjadi penurunan di seluruh sektor, tapi  seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat semakin meningkat di masa pandemi. Meningkatnya kebutuhan pengiriman barang karena pandemi merupakan tantangan, sehingga JNE terus menjalankan pengembangan dan pembangunan sesuai rencana, seperti pembangunan mega hub yang terus berjalan serta jaringan maupun infrastruktur lainnya agar dapat terus menangani kapasitas pengiriman yang bertambah.

Geliat perekonomian Indonesia mulai bangkit sejak angka Covid – 19 berangsur turunmasyarakat mulai dapat malakukan aktivitas new normal dengan menerapkan protokol kesehatan. Begitu pun di sektor pengiriman dan penerbangan masyarakat sudah kembali melakukan aktivitas transportasi melalui udara. Hal ini memicu JNE untuk terus menjadi bagian kebangkitan dari sektor penerbangan.

Menyikapi perkembangan e-commerce, UKM dan perubahan daya beli masyarakat yang sangat cepat serta dinamis, kata Eri,  maka sebagai inovasi perusahaan, dibangun Mega Hub JNE dekat dengan Bandara Internasional Soekarno – Hatta. Dibangun di atas tanah seluas 4 hektar. Mega Hub (Automatic Sorting Center and Gateway System) ini akan memiliki kemampuan menangani 30 juta paket per bulan atau kurang lebih 1 juta paket per hari yang berarti 48 ribu paket per jam.

Memiliki misi yang sama yaitu menjadikan Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati menjadi Pusat Logistik Indonesia, JNE bekerja sama dengan Asia Cargo Airlines membuka penerbangan logistik perdana melalui BIJB yang diresmikan dalam acara bertajuk “Inagurasi Penerbangan Perdana Asia Cargo Airlines bersama JNE di BJIB Kertajati Majalengka”, pada 21/12.

Dalam hal ini JNE menjadi pihak pertama yang mendukung pembukaan penerbangan logistik dari BJIB Kertajati setelah menjadi pengguna jasa Asia Cargo Airlines sekitar dua tahun kebelakang. Selain itu JNE telah bekerja sama dengan Asia Cargo Airlines dengan pengoprasian freighter, yang dinilai dapat memberikan kemudahan pengiriman, karena memiliki jumlah armada pesawat  freighter terbanyak saat ini, serta memiliki fleksibilitas waktu pemberangkatan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan JNE.

 “Transaksi JNE  menyediakan kemudahan pembayaran menggunakan system cashless dengan menggunakan dompet digital melalui kerjasama dengan beberapa perusahaan fintech, seperti: DANA, Gopay, OVO dan LinkAja. Kami juga akan terus melakukan perbaikan pada kualitas dan kuantitas jaringan layanan kami di seluruh Indonesia, “ papar Eri Palgunadi.

Tak dipungkiri,  mengusung  tagline ‘Goll Aborasi Bisnis Online’ yang berasal dari suku kata ‘Gol’ dan ‘Kolaburasi’, JNE memiliki misi ingin berkembang bersama UMKM di Tanah Air melalui kolaburasi untuk tujuan yang sama, bersinergi membangun bangsa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. [] Siti Ruslina/Ilustrasi: pelakubisnis.com