Pengembang Kini Garap Segmen Milenia

Diprediksi harga rumah di bawah satu miliar rupiah pada tahun ini akan meramaikan pasar properti di Tahun Kerbau ini. Segmen pasar milenial menjadi target para pengembang memasarkan produk propertinya.

Pandemi Covid-19 mengajarkan kita banyak hal. Kalangan milenial, misalnya, mulai sadar betapa pentingnya memilit asset untuk penghidupan lebih baik di masa depan. Salah satu asset yang banyak dicari generasi milenial adalah memiliki rumah dengan cara Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Namun demikian, para milenial perlu melihat beban hutang yang dimilikinya di lembaga pembiayan. Misalnya, pinjaman di kartu kredit, kredit kendaran dn lain-lain. Beban pinjaman itu perlu dikurangi terlebih dahulu, dan pilih instruemen investasi yang lebih menjanjikan, seperti investasi di sektor properti.

Pasar millenial dongkrak pertumbuhan properti/foto: ist

Pastikan terlebih dahulu beban pinjaman itu dikurangi. Sebab bila tidak dikurangi, bukan tidak mungkin berpengaruh besar terhadap kemampuan untuk membayar cicilan per bulannya. Pastikan terlebih dahulu bahwa telah terbebas dari segala bentuk utang, baik yang berkaitan langsung dengan bank ataupun tidak.

Sebab menurut survei Rumah123, beberapa tahun yang lalu,  hanya 4% lebih kaum milenial yang memiliki gaji per bulan sebesar itu. Jadi sebenarnya pemasukan mereka saat ini terbilang biasa-biasa saja. Bila para milenial tersebut terjebak dalam pola hidup konsumsif. Maka ancaman tak mampu membeli rumah bukan isapan jempol.

Ini suatu fenomena! Gaya hidup milenial yang boros. mengikuti tren zaman, menyeret para milenial hidup dalam lingkaran hedonisme. Mereka menganggap penampilan dan gaya hidup sebagai “etalase” egois untuk menunjukkan eksistensi dirinya di tengah gempuran penawaran produk-produk atau jasa-jasa yang bisa mendapat predikat status simbul. Status simbul menjadi ukuran nilai dalam budaya modern menurut perspektif mereka.

Pertanyaannya, apa mungkin para milenial mampu membeli rumah? Mungkin! Jawabannya harus optimis. Tapi jawaban itu harus didukung dengan manajemen keuangan atau perencanaan keuangan  yang dijalankan secara konsisten.

Sebab, tanpa merubah mindset gaya hidup para milenial,  bukan tidak mungkin ancaman untuk generasi ini dalam lima tahun mendatang tidak bisa membeli rumah. Gaya hidup para milenial yang boros menjadi “virus” penyebab para milenial tak mampu membeli rumah, lihat artikel Jangan Terjebak Hedonisme, Atur Keuangan Anda, pelakubisnis.com, rubrik lifestyle, November 2019.

Artinya sepanjang milenial konsisten mengatur perencanaan keuangan tanpa dipengaruhi stimulus lifestyle yang berlebih-lebihan, maka apa pun yang anda rencanakan bisa terwujud. Persoalannya mampukah Anda keluar dari “lingkaran hedonisme” yang  begitu ketat mengepung kehidupan di kota-kota besar?

Ketua Umum (Ketum) Real Estate Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida menerangkan, sebelum masa pandemi Covid-19, pangsa pasar generasi milenial (usia 20-45) terhadap ketertarikan memiliki rumah KPR berada di angka 60 persen.“Persentase tersebut kita rekap dan kita update terus setiap bulan ataupun triwulan yang dilakukan oleh REI dan Bank Indonesia, tentunya agar bisa kita lakukan evaluasi kedepannya,” terang Paulus Totok Lusida sebagaimana dikutip dari economiczone.id, pada  31/1.

Kondisi tersebut berubah sejak pemerintah menerapkan kondisi new normal sejak Juni hingga Desember 2020 lalu. Generasi milenial justru mengambil pangsa pasar dari seluruh hunian hingga 82,3 persen.

Segmen investasi kaum milenial, bisa dikatakan sebagai bagian lingkaran investor pemula yang baru bekerja dan mendapatkan penghasilan dan ingin berakselerasi pada pemasukan pendapatannya. Kaum milenial ini diprediksi akan menjadi segmen utama pasar properti pada tahun 2021 – 2025.

Hal ini bisa dilihat dari survei tercatat sebanyak lebih dari 60 persen responden berusia 20- 28 tahun berniat membeli sebuah properti bukan hanya untuk dihuni sendiri melainkan untuk diinvestasikan kembali seperti disewakan atau dijual kembali setelah properti dimaksud memberikan penambahan nilai, sebagaimana dikutip dari majesticpointserpong.com.

Kalangan pengembang properti kini banyak membidik pasar hunian dengan segmen harga di bawah Rp1 miliar. Kondisi pasar yang  mulai bergairah setelah hampir setahun dihantam  pandemi, diyakini akan makin memperbesar segmen pasar tersebut.  Direktur PT Ciputra Development Tbk, Harun Hajadi mengatakan proyeksi 2021 akan lebih bagus untuk segmen pasar hunian di bawah Rp1 miliar.

Para investor sudah kembali melirik properti sebagai instrumen investasi yang kebal pandemi. “Saat ini kondisi sektor properti sudah mulai kembali bergairah. Apalagi sekarang investor sudah kembali masuk dan cukup besar,” kata Harun dalam siaran pers, pada 17/1.

Millenian ramai kunjungi pameran perubahan/foto: pelakubisnsis.com

Bahkan saat investor menghilang dari pasar dan pembelian properti perumahan didominasi end user seperti tahun lalu, pertumbuhan pasar untuk segmen hunian di bawah Rp1 miliar cukup signifikan.Ia menyontohkan Citraland Cibubur yang tahun lalu cukup berhasil memasarkan Cluster The New Areca yang memang membidik segmen pasar tersebut, sebagaimana dikutip  mediaindonesia.com.

“Sekarang kami meluncurkan produk- produk baru yang menyentuh segmen milenial sampai saat ini. Karena, kami melihat pertumbuhan hunian di segmen milenial di Citraland Cibubur ini naik hingga 85% dengan harga di bawah Rp1 miliar di tahun lalu,” jelas Harun.

Ia melanjutkan, dengan keberhasilan itu, di awal 2021 ini Citraland Cibubur melansir cluster hunian terbarunya, yakni Cluster Monterrey. Masih menyasar segmen hunian seharga di bawah Rp1 miliar, cluster ini mengusung konsep smart living. CitraLand Cibubur menghadirkan 302 unit hunian di Cluster Monterrey yang akan mulai dipasarkan awal Februari 2021. Unit rumah di Cluster Monterrey ditawarkan dengan harga jual tunai mulai dari Rp600  hingga  Rp800 jutaan.

Sementara itu, Managing Director Strategic Business & Services PT Sinar Mas Land Alim Gunadi berpendapat sampai dengan saat ini pasar properti masih terpengaruh dampak dari Covid-19 terutama untuk milenial, rumah pertama, keluarga muda dan investor. Namun demikian, rumah tapak diperkirakan pulih pada tahun ini. Pasalnya, kebutuhan rumah saat ini ke arah milenial.

Sekarang Sinarmas Land banyak meluncurkan produk-produk baru yang ditawarkan untuk kalangan  milenial. “Kita lihat pertumbuhan hunian milenial di BSD City naik jadi 89 persen untuk yang milenial dengan unit price di bawah Rp1,5 miliar tahun lalu,” tutur Alim, sebagaimana dikutip dari bisnis.com, pada 5/1 lalu.

CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menyebutkan, perbaikan sektor properti akan lebih terlihat pada semester kedua. Hal itu dikarenakan sampai semester I masih belum stabil. Dia menambahkan sektor properti yang paling cepat mengalami recovery yakni untuk perumahan terutama untuk harga Rp500 juta dan Rp1 milyar. Segmen rumah inilah yang nantinya menjadi penggerak untuk pemulihan. “Semoga bagus perkembangannya tahun ini,” kata Ali [] Siti Ruslina/Yuniman Taqwa/foto ilustrasi utama/doc.BTN