Kepak Sayap Bisnis TIKI di Usia 52 Tahun

Konsumen menginginkan produk dan layanan kurir yang menawarkan kecepatan pengiriman tiba di hari yang sama. Bahkan dalam hitungan jam, dengan biaya  terjangkau dan flat. Kondisi ini memacu para pelaku bisnis kurir  meningkatkan standar layanannya agar tetap kompetitif. Bagaimana  respon TIKI  menghadapi hal ini?

Tren belanja online kini semakin menjadi kebutuhan masyarakat. Sejak dua tahun terakhir, pandemi Covid-19 membuat terjadi disruption bisnis dari offline menuju online. Tak urung, tren tersebut mempengaruhi pertumbuhan bisnis kurir secara nasional. Hasil studi Google, Temasek dan Bain & Company, nilai transaksi ekonomi digital Indonesia diprediksi mencapai USD 124 Milliar atau Rp 1700 Triliun pada 2025, terbesar di Asia Tenggara. Transaksi ekonomi digital ini membutuhkan peranan sektor kurir dan logistik.

Menurut  Direktur Utama PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI), Yulina Hastuti, tahun ini TIKI  memasuki usia 52 tahun. Selama 5 dekade, TIKI makin memantapkan posisinya sebagai pionir dan pemimpin di industri jasa kurir dan logistik yang terbukti menjadi mitra  tangguh dan andal bagi  para pelaku bisnis dalam  situasi ekonomi apa pun.

TIKI bersiap menghadapi perubahan perilaku konsumen terhadap layanan kurir yang terbentuk akibat dari kondisi pandemi selama hampir dua tahun belakangan ini. Untuk mengakomodasi trend ini, dipersiapkan berbagai strategi penguatan mulai dari infrastruktur digital, strategi pengelolaan operasional yang cerdas, andal dan efisien, serta perluasan inovasi produk dan layanan yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan konsumen di era normal baru.

“Ke depannya, kami  terus berkomitmen melayani negeri dan menggerakkan roda aktivitas ekonomi di Indonesia melalui jaringan yang tersebar di seluruh pelosok negeri, serta inovasi layanan pengiriman yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaku usaha, baik besar maupun UMKM; baik korporasi maupun perorangan,” kata Yulina kepada pelakubisnis.com, pada 12 Agustus lalu.

Yulina menambahkan, salah satu fokus TIKI ke depan adalah membangun ekosistem digital yang tangguh dan sustainable. Oleh karena itu,  diperlukan  kompetensi yang mumpuni, di samping menyediakan infrastruktur  dan  teknologi sesuai  perkembangan zaman. TIKI menyediakan produk dan layanan berbasis teknologi yang  bertujuan untuk memberikan kemudahan akses bagi konsumen dengan memperbanyak kanal bagi konsumen untuk melakukan pengiriman tanpa terkendala waktu. ”Kami terus memperkuat penerapan dan pemanfaatan teknologi dalam setiap aspek bisnis perusahaan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi serta kemudahan interaksi antara perusahaan dengan pelanggan,” tambahnya.

Itu sebabnya manajemen terus mengembangkan inovasi-inovasi berbasis digital yang berorientasi pada pengalaman pelanggan serta efisiensi dan ketahanan operasional.” Kami terus mengembangkan inovasi produk dan layanan yang telah kami miliki saat ini beserta cakupannya antara lain SERLOK (Seller Online Booking), TIKI Putar (Jemput Antar) serta layanan Jempol (Jemput Online),” urainya.

Inovasi produk & layanan tersebut, lanjut Yulina,  selalu mengedepankan kebutuhan pengiriman pelanggan dan mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hingga saat ini TIKI memiliki 7 produk unggulan dan 12 layanan serta fitur tambahan untuk memberikan kemudahan dan fleksibilitas transaksi kiriman dengan TIKI. Layanan tersebut mulai diluncurkan pada tahun 2020. Saat ini kedua produk tersebut sudah dapat melayani 50 kota di Indonesia, ke depannya akan diperluas ke wilayah lainnya.

Berbagai produk dan layanan berbasis teknologi menjadi unggulan TIKI. Sebut saja layanan JEMPOL(Jemput Online) yang memungkinkan pelanggan melakukan pemesanan di mana pun dan kurir TIKI akan datang menjemput barang kiriman di lokasi yang ditetapkan pelanggan tanpa dikenakan biaya tambahan. Aplikasi TIKI membantu  konsumen  mengetahui besaran biaya kiriman, mengetahui kode pos, melakukan pemesanan dan melakukan pelacakan secara real time status barang kiriman dalam satu aplikasi.

Lalu, ada TIKI Online Booking(TOB) yang memungkinkan pelanggan melakukan pemesanan melalui website; dan SMS Notification di mana TIKI secara proaktif mengirimkan notifikasi secara otomatis terkait status kiriman kepada pengirim dan penerima.

Melalui E-Signature, pelanggan dapat mengetahui siapa penerima barang dan kapan barang diterima yang diakses secara online dan real time. Untuk pembayaran, TIKI bekerjasama dengan dompet digital seperti GoPay, OVO, DANA, Shopee Pay sebagai alternatif opsi pembayaran bagi pelanggan.

“TIKI  memiliki smart control tower yang dapat menganalisa data operasional secara real-time untuk membantu manajemen mengambil keputusan yang lebih tepat sasaran. Dengan smart control tower memungkinkan TIKI mengetahui jumlah paket terkirim, terlambat atau tidak terkirim tiap harinya dari seluruh cabang, produktivitas tiap individu kurir dalam mengirim paket dan pemetaan kinerja gerai,” lanjut wanita pehobi bersepeda ini.

Lebih lanjut ditambahkan, TIKI  berkomitmen bertransformasi mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggan di tiap eranya dengan berpegang pada tiga area yaitu operational excellences (kualitas pelayanan terbaik dengan kapabilitas operasional yang mumpuni), customer intimacy (selalu mengutamakan kebutuhan dan kepentingan konsumen) serta  product and service quality leadership (keunggulan produk dan kualitas layanan).

Konsistensi layanan dan pengalaman pelanggan, menurut Yulina, sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya baik di operasional maupun langsung bertatap muka dengan pelanggan. “Oleh karena itu, kami memiliki program pengembangan dan jaminan karir yang progresif bagi karyawan. Tidak hanya itu, kami juga membuka kesempatan bagi kaum disabilitas untuk berkarir di perusahaan,” jelasnya seraya menambahkan di TIKI, selalu menjaga semangat kekeluargaan di antara manajemen dengan para karyawan. Kesejahteraan dan kenyamanan dalam bekerja  menjadi perhatian manajemen. Di setiap Bulan Ramadhan, misalnya, TIKI rutin melakukan pembagian sembako bagi para karyawan. Pun memiliki program Umroh untuk masa kerja tertentu.

Menurut Yulina, reputasi bisnis TIKI dibangun atas kepercayaan dan kerja bersama dari seluruh karyawan yang tercermin dalam budaya kerja, komunikasi dan transparansi. “Kami memiliki program pelatihan internal maupun eksternal untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam menjalankan tugasnya. Semua karyawan  mendapatkan kesempatan mencoba berbagai jenis keahlian yang ada di dalam operasional dan manajemen TIKI,” lanjut generasi penerus pendiri TIKI, almarhum Soeprapto Soeparno ini.

Perusahaan logistik dan kurir yang didirikan pada tahun 1970 ini, kata Yulina, memiliki jaringan operasional yang meliputi 66 kota besar di Indonesia, didukung oleh lebih dari 500 kantor perwakilan, lebih dari 3700 gerai dan lebih dari 6000 karyawan di seluruh Indonesia. 

Perusahaan ini melayani 90% dari total 514 wilayah kota/kabupaten di Indonesia. Dan mayoritas dari 83.381 kelurahan/desa di Indonesia juga sudah terlayani oleh TIKI. Bahkan, Tidak hanya domestik, TIKI juga melayani pengiriman internasional melalui layanan INT (international) dengan jaringan pengiriman mencakup 235 negara. Fenomena itu menjadikan perusahaan jasa pengiriman milik swasta ini memiliki  jaringan pengiriman terluas di Indonesia.

Di samping itu, TIKI membangun kemitraan dengan para wirausaha lokal yang ingin membangun bisnis kurir di daerahnya melalui kemitraan waralaba.  TIKI memberikan kesempatan kepada para mitra waralaba/keagenannya untuk tumbuh bersama dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah mereka masing-masing. Program kemitraan TIKI membuka kesempatan wirausaha dengan sistem kerja yang profesional dan dengan modal minim, serta pendampingan dan pelatihan.

“TIKI memiliki dua  bentuk kemitraan, yaitu Keagenan dan Corporate. Saat ini TIKI memiliki 3000 mitra keagenan di seluruh Indonesia yang tumbuh dan berkembang bersama dengan perusahaan,” tandas Yulina.

Pelanggan yang dilayani, menurutnya saat ini sekitar, 40% pelanggan  korporat dengan mayoritas  UMKM dan e-commerce. Tidak hanya menjadi mitra pengiriman, TIKI  turut mengembangkan kapabilitas pelaku bisnis terutama UMKM dengan berbagi pengalaman  pengelolaan sistem distribusi. TIKI berkolaborasi dengan berbagai mitra seperti market place untuk memberikan pembekalan bagi UMKM terkait aspek-aspek penting dalam pengiriman dan membuka dialog untuk memahami kendala-kendala yang sering mereka alami dan bagaimana jasa pengiriman dapat membantu memberikan solusi.

Untuk  mendukung bisnis UMKM, tambah Yulina, TIKI SERLOK merupakan solusi UMKM dalam mendistribusikan barang di  pandemi.  Semakin banyak orang  mencoba mencari penghasilan dengan menjadi seller online. Seller online ini kebanyakan belum bergabung dengan market place besar dan lebih mengandalkan jaringan media sosial. Melalui TIKI SERLOK ini, perusahaan ingin membantu usaha online mereka dengan memberikan kemudahan fasilitas dalam hal pengiriman.

Dengan mendaftar menjadi anggota TIKI SERLOK, seller online, lanjut Yulina, akan mendapatkan diskon harga hingga 18 persen, fleksibilitas pembayaran H+2 menggunakan virtual account, fasilitas pick up gratis, hingga bonus dan rewarding seller. Seller online juga akan memperoleh informasi dan mendapatkan kesempatan mengikuti berbagai kegiatan edukasi dan promo marketing yang diselenggarakan TIKI.

Bagi seller online yang memiliki website, TIKI SERLOK  dapat diintegrasikan sehingga proses transaksi pengiriman dapat dilakukan sepenuhnya di dalam website tersebut, sehingga  memangkas proses dan meningkatkan pengalaman pelanggan ketika bertransaksi di toko online. Selain Jakarta, saat ini TIKI SERLOK sudah ada di 50 Agent utama di seluruh Indonesia dan akan terus memperluas cangkupan wilayahnya.

Yulina menambahkan, selain sebagai konsumen / pelanggan, TIKI  membuka peluang usaha bagi para UMKM sebagai mitra franchise di seluruh Indonesia. TIKI memiliki 3000 mitra keagenan yang tersebar di seluruh Indonesia yang membangun usahanya bersama dengan TIKI dan telah sukses mengembangkan bisnisnya di jasa kurir, dan telah mempekerjakan lebih dari 6000 karyawan di seluruh Indonesia. “Hingga akhir tahun 2022 kami menargetkan pertumbuhan bisnis sebesar 10-15 persen,” lanjutnya.

Sementara pemilihan moda transportasi, memaksimalkan moda transportasi dan pemilihan rute yang tepat serta pemanfaatan digitalisasi merupakan beberapa langkah yang dilakukan manajemen TIKI agar lebih efisien dan produktif dalam melaksanakan kegiatan operasional.  Mengingat industri kurir dan logistik sangat bergantung pada infrastruktur dan konektivitas, maka tentunya, harapannya kedua hal ini dapat terus ditingkatkan.

Sebagai catatan, pemanfaatan layanan digital oleh konsumen TIKI menunjukkan trend peningkatan selama 2 tahun terakhir ini. Terjadi peningkatan pengunduhan Aplikasi TIKI mencapai 10-15%. Layanan Jemput Online (JEMPOL) menjadi layanan pick up online yang paling banyak diakses di Aplikasi TIKI. “Kurir kami  akan datang menjemput paket di lokasi yang ditentukan konsumen. Kami melihat konsumen makin menginginkan produk dan layanan kurir yang menawarkan kecepatan pengiriman tiba di hari yang sama. Bahkan hitungan jam, namun biaya tetap terjangkau dan flat. Hal ini memacu para pelaku bisnis kurir  meningkatkan standar layanannya agar tetap kompetitif,” kata Yulina mengunci percakapan.[] Siti Ruslina/Yuniman Taqwa