Investasi Jateng Masih Menarik, Jaga Komitmen Ramah Investasi

Kalau investasi mau diajak masuk tolong jangan dipersulit. Ini arahan Presiden. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, titel juara layanan investasi adalah bonus. Jauh lebih penting, investasi bermuara pada terlayaninya investor dengan prinsip cepat, mudah, dan bebas dari korupsi.

Komitmen Provinsi Jawa Tengah (Jateng)  terhadap ramah investasi terus dilakukan agar menarik invstasi, sehingga  tercipta lapangan kerja bagi masyarakat. Hal itu diungkapkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam webinar Outlook Jawa Tengah 2023 yang ditayangkan di Youtube Espos Live, pada 7 Desember lalu

Menurut Ganjar, belum lama ini Presiden Jokowi memberikan arahan kepada jajarannya untuk memperhatikan sektor investasi. Arahan presiden pada Kornas Investasi 2022 tersebut yang pertama adalah jangan mempersulit investasi. Kedua adalah hilirisasi, sebagai nilai tambah yang ingin diperoleh. Ke depan tidak bisa lagi mengekspor dalam bentuk bahan mentah.. Ketiga agar sistem OSS (online single submission) dibenahi, baik di kabupaten, kota, provinsi maupun pusat. Keempat adalah mengejar target investasi tahun 2022 sebesar Rp1.200 triliun dan kelima adalah memanfaatkan APBD agar terjadi perputaran uang.

Jateng, tambah Ganjar, akan terus berupaya  mengikuti arahan Presiden tersebut. “Arahan Presiden pertama adalah jangan persulit investasi. Maka kemarin saya sampaikan bahwa pada 2026 nanti APBD Jateng akan dipakai untuk mendorong investasi, membuka lebih banyak lapangan pekerjaan. Itu untuk stimulan dan saya pastikan uang itu tidak akan cukup, maka investasi mesti diajak masuk. Kalau investasi mau diajak masuk tolong jangan dipersulit. Ini arahan Presiden,” jelas Ganjar dalam Webinar yang juga didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Bank Jateng, Pertamina Patra Niaga, dan Semen Grobogan tersebut.

Sejauh ini Provinsi Jateng masuk nominasi lima besar daerah dengan layanan investasi terbaik 2022. Komitmen dan kekompakan duet Ganjar-Yasin dinilai sebagai upaya konkret dalam mengawal investasi di Jateng, sebagaimana dikutip dari jatengprov.go.id.

Demikian dikatakan Staf Khusus Menteri Investasi/Kepala BKPM Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional M Pradana Indraputra, sewaktu melakukan uji petik kinerja PTSP dan percepatan pelaksanaan berusaha, di Kantor Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, 8 September lalu.

“Kita melakukan uji kebenaran terkait presentasi yang telah dilakukan. Kami sudah dialog dengan gubernur dan wakil gubernur, pelaku usaha, melihat sarana prasarana dan berdiskusi dengan pelaku usaha di lobby depan kantor PTSP, semuanya baik. Ini luar biasa bagus karena Jateng adalah juara bertahan tahun 2021,” ujarnya.

Pradana mengatakan, ada hal mendasar dan spesial yang membikin Jateng juara dalam layanan investasi 2021. Pertama komitmen pemimpin, yang mampu menyelaraskan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menyukseskan sektor investasi. Selanjutnya, sarana prasarana yang nyaman, serta respon pemangku kebijakan yang cepat.

Jateng, menurut Pradana, memiliki figur Gubernur Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, yang bisa memimpin dan memadukan gerak investasi di Jateng. Hal itu menurutnya tidak banyak ditemui pada daerah atau lembaga lain di Indonesia.

Sementara Ganjar Pranowo mengatakan, titel juara pada layanan investasi adalah bonus. Jauh lebih penting, investasi bermuara pada terlayaninya investor dengan prinsip cepat, mudah dan bebas dari korupsi. Pun mewajibkan dinas di lingkup Pemprov Jateng menciptakan inovasi layanan bagi masyarakat.

“Hari ini kita belajar, juara bukan tujuan tapi investasi itu ada kemudahan. Ada insentif yang diberikan, apalagi dalam situasi sulit seperti ini. Pemda harus mengubah mindset menjadi layanan yang baik, cepat mudah dan tak ada korupsi tak ada pungli. Ini yang penting,” urai Ganjar didampingi wakilnya, Taj Yasin Maimoen.

Menurut Ganjar, investasi bukan saja urusan DPMPTSP. Oleh karena itu, dia meminta seluruh sektor di Pemprov Jateng untuk mendukung. Dia berharap saran dari Kementerian Investasi guna meningkatkan investasi di Jawa Tengah.

Sementara Kepala DPMPTSP Jateng, Ratna Kawuri, mengatakan  sejauh ini Jateng masih seksi untuk sektor investasi. Jika berbicara investasi, investasi  Penanaman Modal Asing (PMA) masih menjadi perhatian. Namun ke depan pihaknya terus mendorong penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Lebih lanjut ditambahkan, pihaknya tidak hanya berusaha menarik investor menanamkan modal. Tapi juga, kondusivitas wilayah dan merawat investasi yang telah ada, menjadi strategi utama dalam mencipta iklim penanaman modal.

Berdasarkan catatan DPMPTSP Jateng, kata Ratna, total realisasi investasi semester I 2022 di Jateng mencapai  Rp39,19 triliun, dari target Rp65,54 triliun. Dari capaian tersebut, telah menyerap tenaga kerja sebanyak 116.067 orang, dengan jumlah proyek mencapai 8.298 unit.

Ratna Kawuri, mengatakan total nilai investasi selama semester I 2022 itu didasarkan dua data. Pertama, berdasarkan data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan kedua berdasarkan data non-LKPM yang didasarkan atas data rekap Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA). Perincian realisasi non-UMK berdasarkan LKPM mencapai Rp27,02 triliun, sedangkan realisasi UMK mencapai Rp12,17 triliun.

Sementara pada triwulan III 2022 realisasinya masih tercatat sekitar Rp44,99 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp26,822 triliun merupakan realisasi PMA dan sekitar Rp18,169 triliun merupakan realisasi PMDN.

Apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021 terjadi peningkatan sebesar Rp 6,8 triliun atau 17,82 persen. Total realisasi investasi tersebut dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 26,82 trilun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 18,17 triliun. Pada triwulan I sampai III tahun 2022 PMA mengalami kenaikan sebesar 87,43 persen dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 14,31 persen, sedangkan PMDN mengalami penurunan sebesar 23,90 persen dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 23,88 trilun. Penurunan PMDN tersebut diduga antara lain dipengaruhi oleh adanya perlambatan perekonomian global, penunda rencana kegiatan investasi akibat dari dampak covid-19 dan kendala-kendala internal perusahaan.

Jumlah proyek investasi di Jateng pada Triwulan I – III Tahun2022 sebanyak 14.704 proyek, yang terdiri dari PMA 2.245 proyek dan PMDN12.459 proyek. Jika dibanding periode yang sama di Tahun 2021 dengan jumlah 15.738 proyek yang terdiri dari PMA 2.357 proyek dan PMDN 13.381 proyek, maka terdapat penurunan yang signifikan pada PMDN sebanyak 922 proyek dan pada PMA sebanyak 112 proyek.

Sementara penyerapan Tenaga Kerja pada Triwulan I-III Tahun 2022 mencapai 170.757 orang yang terdiri dari 100.480 orang pada proyek PMA dan 70.277 orang pada proyek PMDN. Secara rinci pada proyek PMA terserap TKI sebanyak 99.880 orang dan TKA 600 orang, sedangkan pada proyek PMDN terserap TKI sebanyak 70.165 orang dan TKA112 orang. Apabila dibandingkan dengan penyerapan Tenaga Kerja pada Triwulan I-III Tahun 2021 terjadi kenaikan sebanyak 10.267 orang atau 6,40%.

Dari sisi realisasi investasi berdasarkan negara asal, Jepang menduduki peringkat pertama dengan nilai investasi terbanyak. Selanjutnya ada Korea Selatan, Singapura, Tiongkok, Hong Kong, Amerika Serikat, Swiss, Samoa, Amerika, Malaysia dan Taiwan. Sedangkan lima tertinggi realisasi investasi menurut sektor usaha pada 2022 di Jateng, yang pertama adalah sektor listrik, gas dan air. Kemudian disusul sektor industri tekstil, industri barang dari kulit dan alas kaki, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, kemudian industri makanan. Sedangkan Dari sisi PMDM, tertinggi ada sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi. Selanjutnya  sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran, industri makanan, tekstil dan jasa lainnya.

Sementara dari kemudahan dan kecepatan mengurus izin di Jateng dibuktikan oleh dua pengusaha skala menengah dan kecil asal Semarang. Dalam tempo kurang dari 30 menit, mereka sudah bisa mengantongi Nomor Induk Berusaha (NIB) gratis pula.

Dua pengusaha UMKM itu adalah Nurul Hidayah dan Hasanah. Pengusaha “brambang” goreng dan keripik asal Kecamatan Gunungpati itu menceritakan pengalaman mereka mengurus perizinan di DPMPTSP Jateng.

Nurul mengaku, baru kali pertama datang ke kantor DPMPTSP Jateng. Ia menyebut, layanan yang diberikan sangat praktis.“Ini datang kemari untuk mengurus izin usaha UKM olahan makanan. Dari NIB OSS (One Single Submission) jadi NIB Berbasis Risiko (Risk Based Approach). Urusnya mudah, pelayanannya cepat, ramah. Kita emak-emak di layani dengan ramah,” paparnya, di kantor DPMPTSP Jateng.

Hal itu diamini Hasanah, ia menyebut dalam tempo singkat, perizinan mereka kelar. Dengan mengurus NIB usahanya jadi lebih tertata.“Prosesnya cepat, dua izin itu kurang dari setengah jam. Dan ini juga gratis. Kalau mempunyai NIB usaha itu diakui, seperti KTP dalam berusaha,” urainya. [] Yuniman Taqwa