Menkeu: 3 Strategi Tarik Investor di Forum G20

Buenos Aires, 30 November 2018, pelakubisnis.com – Indonesia telah  menyiapkan beberapa strategi untuk menarik investasi jangka panjang yang berkelanjutan. Pertama, kebijakan publik harus dirancang secara baik dan stabil agar terdapat kepastian hukum dan investasi. Yang kedua, pemerintah harus dapat menjadi institusi publik yang dipercaya (trusted) dengan reputasi yang baik. Ketiga, Pemerintah harus memiliki dan menguasai risiko politik yang sering terjadi di negara berkembang. Melalui ketiga hal tersebut, Pemerintah Indonesia dapat merancang instrumen dan kebutuhan atas Public Private Partnership (PPP) untuk memenuhi kebutuhan atas pembiayaan infrastruktur. Negara emerging market bisa mereplikasi apa yang sudah dilakukan Indonesia dengan berbagai inovasi tersebut.

Demikian disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam sesi diskusi panel Investor Forum yang diselenggarakan dalam rangkaian Forum G20 di Buenos Aires, Argentina pada 29/11.

Dalam rangka menarik investasi ke Indonesia, Sri Mulyani menyampaikan,  perekonomian Indonesia dalam keadaan baik dan menarik untuk investasi. Pertumbuhan ekonomi stabil pada level 5,08 persen pada triwulan III-2018, outlook inflasi selama tahun 2018 di bawah 3,5 persen, dan tren investasi  meningkat dan memberikan imbas positif pada perekonomian. Namun demikian, Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan dan risiko global karena adanya peningkatan tensi perang dagang dan pengetatan likuiditas.

Dalam menghadapi tantangan global dan tantangan ke depan, kata Sri Mulyani, serangkaian strategi untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan kompetisi untuk pembangunan yang berkelanjutan. Beberapa hal yang dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan investasi antara lain dengan mengeluarkan 16 paket kebijakan ekonomi, termasuk penyederhanaan izin perusahaan melalui online single window untuk investasi, dan memprluas pemberian insentif fiskal melalui tax holiday dan tax allowance.

Strategi lain yang dilakukan Pemerintah untuk menarik investor adalah melakukan deregulasi aturan untuk mendorong pembangunan infrastruktur seperti penjaminan untuk pinjaman kepada BUMN yang menangani proyek infrastruktur, akselerasi pengadaan tanah dan pembayaran untuk masyarakat yang terdampak, serta berbagai paket kebijakan untuk memperkuat tingkat keyakinan pemilik modal untuk menginvestasikan dana ke Indonesia.

Reformasi institusi yang dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur antara lain dengan membuat komite untuk melakukan akselerasi pembangunan infrastruktur (Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas /KPPIP); menggabungkan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) untuk memperkuat kemampuan pembiayaan; memperkuat PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF); unit PPP untuk meningkatkan kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU); pendirian Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) untuk menyediakan dana tanah pada proyek strategis nasional; dan pendirian Indonesia Infrastructure Guarantee Fund (IIGF) untuk menjamin proyek yang bukan dengan skema KPBU.

Untuk meningkatkan peran serta swasta, Indonesia juga melakukan reformasi kebijakan fiskal. Beberapa insentif skema pembiayaan disusun antara lain Viability Gap Funding (VGF)Availability Payment, Land Revolving Fund, Risk Sharing Guideline, dan Tax Holiday.

Pemerintah Indonesia menyadari bahwa untuk mewujudkan tujuan pembangunan, kerja sama antara Pemerintah, BUMN dan pihak swasta sangat penting. Oleh karena itu, skema yang dibuat antara lain dengan KPBU dan VGF bersama dengan beberapa institusi, yaitu IIGF, PT SMI, dan LMAN perlu ditingkatkan. Beberapa proyek yang telah melalui berbagai skema dan kerja sama ini antara lain proyek Palapa Ring, Rumah Sakit Konawe di Sulawesi, Proyek Jalan di Penajam Utara Kalimantan Timur, dan Zona Ekonomi Khusus di Mandalika.

Dalam diskusi ini, Menkeu juga menyampaikan skema pembangunan inovatif yang dikembangkan Pemerintah yaitu SDG Indonesia One (SIO). Skema ini menggabungkan pembiayaan campuran (blended finance), blending grants, dan private investment.

Tujuan diskusi yang mengundang tokoh prominen dunia (investor, kepala negara, menteri keuangan, regulator dan lembaga keuangan) ini adalah untuk menyusun aksi nyata bagaimana meningkatkan perputaran modal dalam investasi jangka panjang yang berkelanjutan. Dalam forum ini, dibahas berbagai jenis investasi dengan menimbang mitigasi risiko dan memaksimalkan efek sosial.

Hadir memberikan pembukaan adalah Menteri Keuangan Argentina Nicolas Dijovne dan welcoming remarks oleh Presiden Bank Dunia Dr. Jim Yong Kim. Pembicara lain dalam diskusi panel ini antara lain Menteri Keuangan Chile Felipe Larrain, CEO Bank of America Brian Moynihan, CEO Amundi Yves Perrier dan CEO Aviva International Insurance Maurice Tulloch.[] pr/foto: Kemenkeu foto/Biro KLI