Earth Hour 2019: MRT Jakarta Akan Matikan Satu Lampu di Setiap Stasiun

Jakarta 28 Maret 2019, pelakubisnis.com -. “MRT akan mematikan satu lampu di setiap stasiun pada peringatan Earth Hour kali ini. Meski demikian, perlu disampaikan juga kalau mematikan satu lampu tersebut tidak akan mengganggu operasi dan kenyamanan serta keamanan penumpang,” ucap Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin kepada wartawan, pada 27/3, di Jakarta.

Earth Hour merupakan salah satu kegiatan kampanye global World Wildlife Fun (WWF) dengan mematikan lampu selama satu jam, dari pukul 20.30 hingga 21.30 di setiap sabtu terakhir di bulan Maret setiap tahunnya dan dilakukan oleh sejumlah negara di dunia.

CEO WWF Indonesia, Rizal Malik, menyampaikan tujuan dari peringatan Earth Hour ini adalah ingin mengingat bagaimana manusia berhubungan dengan bumi dan pada saat itu juga mengingat jejak manusia dengan pola konsumsi produksi yang mungkin menyakiti bumi.. “Earth Hour juga bukan sekadar kegiatan satu jam saja tapi sebagai pengingat gaya manusia hidup selama 365 hari lainnya. Kegiatan ini dimulai pada 2009 dan sekarang sudah menjadi kegiatan masyarakat, bukan lagi kegiatan WWF,” jelasnya.  Hadir dalam konferensi pers tersebut Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Agung Wicaksono.

Menurut  Kamaluddin,  sejumlah fitur yang digunakan  MRT Jakarta terkait ramah lingkungan. “Kehadiran kami sangat diharapkan dapat menurunkan tingkat kemacetan di Ibu Kota serta meningkatkan kualitas lingkungan dengan beralihnya masyarakat menjadi pengguna MRT atau transportasi publik lainnya. Dari aspek operasi sehari-hari, misalnya, kami menggunakan lampu toilet yang hanya akan menyala bila ada orang di dalamnya, kalau tidak ada ya lampunya mati,” ucap ia.

MRT Jakarta menggunakan sejumlah teknologi untuk efisiensi energi, seperti menggunakan sensor kecepatan di eskalator, lampu penerangan dengan LED, pemasangan pintu tepi peron (PSD), penyejuk udara non-CFC, dan penyejuk udara dengan pengaturan otomatis. Penggunaan pintu tepi peron akan mencegah udara dari terowongan masuk ke area stasiun sehingga dapat mengurangi kerja penyejuk udara (air conditioning) untuk menyejukkan area peron. Sistem ini diyakini dapat mengurangi 50% konsumsi listrik bila area peron tidak menggunakan pintu tepi peron.

Study on Integrated Urban Transportation Master Plan for Jabodetabek (SITRAMP) menunjukkan 80 persen polusi udara berasal dari kendaraan bermotor. Dengan sistem transportasi publik terintegrasi di Jakarta dan kota di sekitarnya, diharapkan angka tersebut dapat dikurangi. []NAS/foto: doc MRT Jakarta