Indonesia – Tiongkok Siap Meningkatkan Kerjasama Perdagangan dan Investasi

Shanghai, 24 September 2019 – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan, Indonesia siap meningkatkan kerjasama di bidang perdagangan dan investasi dengan Tiongkok. Hal ini disampaikan Mendag dalam Forum Bisnis Infratruktur dan Investasi (Indonesia Business Infrastructure and Investment Forum di Shanghai, Tiongkok, pada 23/9.

“Tiongkok merupakan mitra dagang dan investasi utama Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi Indonesia―Tiongkok,” ujar Enggar.

Enggar  mengungkapkan,  hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok sangat penting karena meliputi tiga aspek utama penggerak perekonomian yaitu perdagangan, investasi, dan infrastruktur. “Hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok sangat penting karena meliputi tiga aspek yaitu perdagangan, investasi, dan infrastruktur,” imbuhnya.

Menurut Enggar, Indonesia – Tiongkok memiliki banyak produk unggulan yang dapat meningkatkan kerjasama perdagangan selain minyak sawit, yaitu sarang burung walet, produk agrikultur terutama buah-buahan tropis, dan perikanan.

Ia juga menyampaikan dalam forum tersebut,  bagi Tiongkok, minyak sawit merupakan bahan input utama bagi berbagai industri olahan mulai dari industri makanan dan minuman, kosmetik, kebutuhan sehari-hari, sampai pada sektor energi. “Selain minyak sawit, Indonesia dan Tiongkok juga memiiki banyak produk unggulan yang harus kita dukung dalam meningkatkan perdagangan. Produk unggulan tersebut antara lain sarang burung walet dengan kualitas terbaik dan kaya akan nutrisi sehingga baik untuk kesehatan,” imbuh Enggar.

Lebih lanjut ditambahkan,  Indonesia saat ini sedang melakukan perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Patnership/RCEP) dengan 16 negara. “Kita optimis bahwa RCEP secara substansi akan selesai pada tahun ini,” tandas Enggar.

Selain RCEP, Enggar  menambahkan,  Indonesia baru saja menandatangani perjanjian dengan Chile dan European Free Trade Association (EFTA) serta memperluas akses ke pasar-pasar nontradisional di Turki, Tunisia, dan beberapa mitra kerja sama potensial di kawasan Afrika.

Oleh karena itu, menurut Enggar, Indonesia merupakan hub perdagangan internasional yang strategis di Asia Tenggara. “Indonesia merupakan hub perdagangan yang strategis di Asia Tenggara, sehingga para investor dapat menjadikan Indonesia sebagai hub investasi dan perdagangan. Hal itu akan memudahkan para investor mendapatkan akses ke negara-negara mitra Indonesia,” katanya.

Kedua negara perlu melakukan langkah-langkah yang dapat mempercepat peningkatan kerja sama perdagangan. “Kedua negara perlu mengintensifkan pemanfaatan ASEAN-China Free Trade Agreement. Selain itu, kita perlu menghapuskan seluruh hambatan dan biaya perdagangan dan investasi yang memberatkan serta mengadakan lebih banyak pertemuan dan forum bisnis bilateral maupun regional,” ungkap Enggar.

Dalam rangka merealisasikan bisnis dan investasi di Indonesia, Enggar  mengundang para pelaku bisnis Tiongkok  menghadiri Trade Expo Indonesia ke-34 yang akan diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibiton (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang pada 16—20 Oktober 2019.

Hubungan Perdagangan Indonesia-Tiongkok

Total perdagangan Indonesia – Tiongkok 2018 mencapai USD 72,6 miliar tumbuh 23 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan, total perdagangan Indonesia – Tiongkok periode Januari―Juli 2019 tercatat sebesar USD 39,69 miliar.

Tren ekspor Indonesia ke Tiongkok 2014―2018 meningkat sebesar 13,8 persen. Ekspor Indonesia ke Tiongkok pada periode Januari-Juli 2019 tercatat sebesar USD 14,78 miliar. Sedangkan, impor Indonesia dari Tiongkok pada periode yang sama tercatat sebesar USD 24,9 miliar. Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Indonesia ke-1 di dunia. Sedangkan, Indonesia merupakan mitra dagang terbesar Tiongkok ke-15 di dunia.

Produk ekspor Indonesia ke Tiongkok pada periode bulan Januari-Juli 2019 adalah lignite, minyak sawit, batu bara, pulp kayu kimia, dan feronikel. Sementara produk impor Indonesia dari Tiongkok pada periode tersebut adalah alat komunikasi, alat elektronik, bawang putih, mesin penyaringan, serta elevator dan conveyor.[] sp