MASKEEI Usulkan Pajak Karbon, Dorong Akselerasi Kendaraan Listrik

Jakarta, 3 Oktober 2019, pelakubisnis.com – Akselerasi pengembangan kendaraan listrik di Indonesia menjadi suatu keniscayaan. Program ini merupakan langkah tepat dalam rangka konservasi dan efsiensi energi. Pasalnya, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di sektor kendaraan konvensional mencapai 40 persen dari 1,6 juta barrel konsumsi BBM keseluruhan di Indonesia.

Demikian disampaikan Keua Umum Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI), Jon Respati, di sela-sela rehat workshop bertajuk Dampak Pengembangan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai Terhadap Industri Otomotif dan Sistem Ketenagalistrikan Indonesia, yang berlangsung pada 2/10, di Jakarta.

Workshop tersebut merupakan rangkaian kegiatan perayaan Hari Listrik Nasional (HLN) 74 yang diselengkarakan oleh Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) bekerjasama dengan MASKEEI. Puncak acaranya akan digelar Exhibition and Conference yang akan dilaksanakan pada 9 – 11 Oktober, di Jakarta Convention Center.

Menurut Jon, program mobil listrik ini akan langsung mengurangi emisi gas buang (CO2), mengurangi impor BBM dan memberi kesempatan kepada Indonesia untuk sejajar dengan negara-negara maju lainnya. “Kalau kita membangun mobil konvensional, kita sudah ketinggalan jauh. Tapi karena teknologi mobil listrik ini baru, maka kita tidak ketinggalan jauh dibandingkan negara-negara maju lainnya,” kata Jon kepada pelakubisnis.com.

Lebih lanjut ditambahkan, bila dilihat dari segi harga, memang harga jual mobil listrik jauh lebih mahal. “Saat ini dengan berbagai insentif yang diatur Perpres No. 55 Tahun 2019 dinilai belum cukup. Satu-satunya jalan harus ada kebijakan yang mengerem kendaraan konvensional dan mendorong kendaraan listrik,” tambahnya serius.

Mengeremnya itu, lanjut Jon, perlu diterapkan pajak karbon. Di Indonesia belum diterapkan pemberlakukan pajak karbon. Padahal  banyak negara di dunia sudah menerapkan pajak karbon untuk mengurangi produk-produk yang boros energi, sehingga ada suatu rumusan yang mengatakan: “siapa yang mengotori dunia, dia harus bayar”.

Prinsip ini, tambah Jon, bisa  diterapkan dengan diberlakukan pajak karbon. Sehingga produk-produk yang diproduksi serendah mungkin karbon. Bila sudah diberlakukan pajak karbon, maka mobil listrik akan menang dalam bersaing. “MASKEEI sudah memberi masukan terhadap masalah ini. Kami bekerjasama dengan organisasi lain untuk memberi masukan kepada pemerintah supaya bisa diterapkan pajak karbon,” tambahnya.

Produsen-produsen otomotif, misalnya, yang memproduksi kendaraan yang tidak  rendah karbon, bisa didenda, sedangkan yang memproduksi kendaraan rendah karbon mendapat insentif.  “Dengan alat control carbon tax, sangat efektif mendorong percepatan program mobil listrik di Indonesia,” lanjutnya serius.

Sementara pada penyelenggaraan  Exhibition and Conference pada 9 – 11 mendatang, akan ditampilkan berbagai jenis dan tipe mobil listrik, sepeda motor listrik, sepeda listrik, becak listrik, E skateboard  dan E-otoped .[] yt