The Fed Kembali Memangkas Suku Bunga Secara Darurat

Jakarta, 16 Maret 2020, pelakubisnis.com – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve System atau  The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga menjadi 0 – 0,25% pada 15 Maret 2020. Angka ini turun dari kisaran target sebelumnya dari 1% menjadi 1,25% pada 3 Maret 2020.

Pemangkasan sebesar 100 bps ini menjadi pemangkasan suku bunga tunggal terbesar sejak krisis ekonomi global tahun 2008. Pemotongan suku bunga bertujuan untuk mendukung tercapainya penciptaan kesempatan kerja yang maksimal dan stabilitas harga.

The Fed menyebutkan, ekonomi AS sedang menghadapi tantangan meskipun pasar tenaga kerja tetap kuat dan ekonomi berkembang pada tingkat yang moderat. Namun, investasi dan ekspor masih melemah, dan inflasi untuk selain makanan dan energi telah di bawah 2%, target inflasi jangka panjang The Fed.

The Fed juga memulai kembali Quantitative Easing. The Fed memutuskan untuk menerapkan program pembelian obligasi sekurang-kurangnya sebesar USD700 miliar. Keputusan ini diambil sebagai upaya untuk membatasi jatuhnya aktivitas ekonomi dan keuangan dari wabah COVID-19.

The Fed mengatakan efek dari corona virus akan membebani aktivitas ekonomi dalam waktu dekat dan menimbulkan risiko bagi prospek ekonomi. Ke depannya, kebijakan moneter akan lebih longgar.

The Fed mengisyaratkan  akan mempertahankan kisaran target ini sampai yakin bahwa ekonomi kembali pulih untuk mendukung tercapainya penciptaan kesempatan kerja yang maksimal dan sasaran stabilitas harga. Selain itu, The Fed menyebutkan  pihaknya akan terus memantau implikasi informasi yang masuk bagi prospek ekonomi, termasuk informasi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, serta perkembangan global dan tekanan inflasi yang diredam, dan bertindak sesuai kebutuhan untuk mendukung ekonomi.

Sementara pertumbuhan PDB Indonesia berpotensi melambat. Tim riset ekonomi Bank Mandiri berpendapat dengan asumsi wabah COVID-19 selama 3 bulan, pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2020 dapat melambat sebesar 0,1 – 0,3 ppt dari perkiraan awal yang sebesar 5,14%. Jika wabah terus terjadi dalam periode yang lebih lama, skenario terburuk (dengan asumsi wabah 1 tahun), maka diperkirakan pertumbuhan dapat melambat hingga di bawah 4%.

Bank Mandiri  melihat bahwa masih ada ruang, namun terbatas, bagi BI untuk memiliki pemotongan suku bunga kebijakan lanjutan. Hal ini terbatas karena terdapat risiko yang lebih tinggi pada BoP pada tahun 2020. COVID-19 juga akan memiliki efek buruk pada neraca perdagangan dan aliran modal. Diperkirakan CAD pada 2020 akan melebar ke 2,88% dari PDB (vs 2,72% dari PDB pada 2019). []as/Daily Economic and Market Review Bank Mandiri/foto ilustrasi: ist