RRR Migas Melampaui 100 Persen, Bagaimana Tahun 2022?

Kinerja SKK Migas selama 4 tahun berturut-turut berhasil mencapai reserves replacement ratio (RRR) di atas 100 persen. Kinerja ini menimbulkan optimisme mendorong target produksi minyak  1 juta barrel perhari. Bagaimana target RRR pada tahun 2022?

Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia di tahun 2021 berhasil mencapai rasio penggantian cadangan migas atau reserves replacement ratio (RRR) di atas 100 persen. Kinerja ini merupakan indikator positif dalam menunjukkan kemampuan industri hulu migas untuk menggantikan cadangan migas yang sudah terpakai. Capaian tersebut merupakan 4 tahun berturut-turut sejak 2018, Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bisa menorehkan capaian kinerja RRR di atas 100 persen.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, di tahun 2021, terdapat penemuan cadangan sebesar sekitar 696 juta barel oil equivalent secara keseluruhan sehingga reserves replacement ratio kita mencapai 116 persen, artinya penemuan cadangan lebih tinggi dari yang diproduksikan.

Variabel RRR merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu negara menambah cadangan dibandingkan dengan besaran yang diproduksikan. Saat RRR mencapai 100 persen, artinya cadangan baru yang ditemukan sama besarnya dengan cadangan yang diproduksikan pada tahun ini.

“SKK Migas selalu mengupayakan pencapaian tingkat RRR di atas 100 persen untuk menjaga keberlangsungan cadangan migas di masa depan. Di tahun 2022 ini, SKK Migas menargetkan penemuan cadangan baru sekitar 1,4 miliar oil equivalent dengan tingkat RRR sebesar 219 persen,” ujar Dwi saat memberikan keterangan pers bersama manajemen SKK Migas, 17/1, di Jakarta.

Sementara, Minggu pertama Oktober 2021 lalu, SKK Migas menargetkan tingkat RRR bakal meningkat hingga 240% di akhir tahun 2021. Peningkatan capaian RRR ini pun diharapkan turut mendongkrak tambahan cadangan migas.

Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara mengungkapkan, target capaian 240% RRR di tahun 2021 mungkin tercapai jika usulan insentif hulu migas disetujui pemerintah. Adapun, capaian RRR sampai September 2021 memberikan tambahan cadangan migas sebesar 521 MMBOE atau setara dengan 83,3% dari keseluruhan target tahun 2021 sebesar 625 MMBOE, sebagaimana dikutip dari kontan.co.id, pada 6 Oktober 2021

Prognosa capaian RRR di November 2021 akan mencapai sekitar 134%. Penambahan cadangan migas secara signifikan diperkirakan akan terjadi di bulan November dan Desember 2021. 

Benny menambahkan, mayoritas pembahasan plan of development (POD) berlangsung lancar dan tidak ada isu-isu yang membutuhkan pembahasan yang mendalam, diperkirakan akan bisa diselesaikan bulan ini, adapun sisanya masih membutuhkan persetujuan dari operator, wilayah kerja Pertamina Gorup Sebagian masih dalam pembahasan di sub holding hulu. 

Meski pun perkiraan capaian 240% RRR di tahun 2021, tapi hasil akhir tahun 2021 hanya mencapai 116  persen, jauh dari perkiraan sebelumnya. Meskipun Benny menyampaikan bahwa target RRR sebesar 100% sebagai salah satu key performance indicator (KPI) SKK Migas dipastikan akan melampaui target, tinggal berapa besar pelampauan target yang bisa direalisasikan. 

Sebagian lainnya masih membutuhkan persetujuan insentif dari Pemerintah. “POD yang masih dalam proses pembahasan tersebut akan memberikan tambahan cadangan migas yang sangat besar. Jika semuanya berjalan lancar maka diperkirakan di akhir tahun 2021 RRR bisa mencapai 240%,” kata Benny dalam keterangan resmi, Rabu (6/10).

“Salah satu strategi peningkatan produksi migas adalah upaya mempercepat resource to production (R to P), keberhasilan pembahasan POD tidak hanya berdampak pada capaian RRR, tetapi juga langkah penting untuk upaya meningkatkan produksi migas sesuai target di tahun 2030 yaitu minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD,” ujar Benny, masih dari sumber yang sama.

Meskipun gerak industri hulu migas di 2021 masih terbatas akibat Pandemi Covid-19, sektor ini tetap menjalankan kegiatan dengan jumlah cukup signifikan dari sisi kegiatan eksplorasi maupun kegiatan eksploitasi. Kegiatan eksplorasi yang berhasil direalisasikan di tahun 2021 adalah studi G&G (geology & geophysic) sebanyak 121 kegiatan; survey tensor gravity seluas 101.918 kilometer persegi; seismik 2D sepanjang 2.635 kilometer; seismik 3D seluas 1.190 kilometer persegi; dan pengeboran eksplorasi sebanyak 28 sumur.

Kegiatan pengeboran eksplorasi yang rampung di 2021 menghasilkan 11 temuan. Beberapa penemuan yang cukup signifikan adalah pengeboran sumur Hidayah 1 (Petronas Carigali North Madura II), Maha 2 (Eni West Ganal), serta Singa Laut 2 dan Kuda Laut 2 (Premier Oil Tuna). “Sebelas penemuan tersebut memberikan tambahan sumber daya migas sekitar 224 juta barel oil equivalent,” ujar Dwi.

Selain eksplorasi, industri hulu migas juga tetap melakukan kegiatan eksploitasi yang signifikan di tahun 2021. Kegiatan eksploitasi yang berhasil direalisasikan adalah pengeboran sumur pengembangan sebanyak 480 sumur, kegiatan workover sebanyak 566 sumur, dan kegiatan well service sebanyak 22.790 kegiatan. “Kami menyampaikan apresiasi kepada semua pekerja industri hulu migas yang tetap bekerja keras mengejar target meskipun dalam kondisi pandemi,” ujar Dwi.

Lebih lanjut  ditegaskan,  komitmen industri hulu migas untuk mewujudkan visi bersama yaitu pencapaian target produksi minyak sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030. Target ini diperlukan untuk meningkatkan produksi jangka menengah dan jangka panjang; mengurangi current account deficit; menjaga ketahanan energi nasional; dan meningkatkan investasi.

Namun demikian realisasi produksi terangkut (lifting) minyak pada 2021 hanya tercatat 660 ribu bph, lebih rendah dari target dalam APBN 2021 sebesar 705 ribu bph. Sementara realisasi salur (lifting) gas pada 2021 mencapai 5.501 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), lebih rendah dari target APBN sebesar 5.638 MMSCFD.

Sementara SKK Migas mencatat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, investasi untuk kegiatan eksplorasi hanya pada kisaran US$600 juta tiap tahunnya. Realisasi itu tercatat tidak pernah meningkat. Sebagai catatan, pada 2017 investasi untuk kegiatan eksplorasi hanya US$600 juta, di 2018 tercatat US$600 juta, dan tetap US$600 juta pada 2019. Sempat turun menjadi US$500 juta di 2020, investasi pada kegiatan eksplorasi kembali ke level US$600 juta pada 2022.

Untuk menggenjot investasi migas, khususnya pada kegiatan eksplorasi, Indonesia bukan satu-satunya negara yang tengah melirik investor kakap untuk bisa investasi di sektor hulu migas pun kian ketat di tengah adanya isu transisi energy, sebagaimana dikutip dari bisnis.com, pada 6/2  lalu.

Salah satu penyebab rendahnya investasi pada kegiatan eksplorasi adalah iklim yang dinilai kurang ramah terhadap investor. Untuk itu, diperlukan insentif dan regulasi yang lebih mendukung agar investor lebih tertarik dengan Indonesia.

“Kalau sudah mau eksplorasi saja sudah ada PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak-red)  ini, PNBP itu. Tentu saja bukan hanya masalah besaran, tapi kondisi menjadi tidak nyaman. Seperti kita masuk ke hotel, tapi baru masuk sudah harus bayar ini, bayar itu. Jadi mending cari hotel yang lain. Oleh karena itu, di Kementerian ESDM sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait masalah pajak dan lain-lain,” ujar Dwi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII, pada 2/2.  

Saat ini  pemerintah tengah menawarkan delapan blok migas untuk bisa dipinang oleh para investor dalam lelang blok migas tahap 2-2021. Kedelapan wilayah kerja (WK) itu terdiri atas satu WK eksploitasi dengan mekanisme penawaran langsung, tiga WK eksplorasi dengan mekanisme penawaran langsung, dan 4 WK eksplorasi dengan mekanisme lelang reguler.

Pemerintah pun menawarkan sejumlah perbaikan, seperti memberikan fleksibilitas kontrak migas, perbaikan terms & conditions kontrak pada lelang blok migas baru dan blok existing, perbaikan pengelolaan dan akses data hulu migas, serta penyederhanaan perizinan.

Sementara Malaysia Petronas juga sedang mencari investor untuk 14 blok eksplorasi, enam klaster dengan peluang sumber daya alam yang ditemukan, serta satu aset yang berumur tua dalam Malaysia Bid Round (MBR) 2022. Adapun, 14 blok eksplorasi yang ditawarkan berada di provinsi geologi produktif di cekungan Melayu, Sabah, dan Sarawak. Sebagian besar dari blok-blok itu berisi penemuan minyak dan gas yang ada, sehingga mempercepat kegiatan monetisasi. Enam klaster peluang sumber daya yang ditemukan dan ditampilkan dalam MBR 2022 adalah Meranti, Ubah, Baram Jr., A, C, dan D. Sebagian besar klaster tersebut ada di perairan dangkal dan berada di sekitar infrastruktur produksi yang ada.

SKK Migas Untuk tahun 2022 menargetkan ada tambahan cadangan sekitar 1,39 miliar barel setara minyak (Barrel Oil Ekuivalen/BOE) atau Reserve Replacement Ratio (RRR) mencapai 219%.

Berbagai lapangan migas ditaretkan berkontribusi dalam penambahan cadangan tahun ini. Pertama adalah Sanga-Sanga dengan kontribusi RRR mencapai 29%. Kemudian ENC,Bambu Merah Cilamaya dan ESA yang membuat RRR menjadi 34%. Lalu ada SLO Stage 2, Tiung & Berkah, Amj – Sindang serta North Sele menjadikan RRR sebesar 53%, sebagaimana dikutip dari dunia-energi.com, pada 18/ lalu.

Data berikutnya,  ada SWB – WB, Kandanghaur, Petapahan B, Bukit Panjang sehingga RRR menjadi 63%. Klaster Zulu yang berkontribusi membuat RRR meningkat menjadi 68%.Blok cepu  ditargetkan bisa berkontribusi dalam penambahan cadangan di Banyu Urip. Lalu ada SLO Stage 3 dan Kaci yang membuat RRR menjadi 75%.

RGB, E-Main, Haur Gede dan East Kalimantan mampu menambah cadangan atau RRR menjadi 84%. Tambahan cadangan yang membuat RRR menjadi 107% diproyeksi juga bisa ditemukan di Intra Gumai Betara, SIS-A, Budi Deep, E-South dan Hidayah.

Kontribusi dari Terubuk, Lastri, RRR diproyeksi jadi 116%,  Nadia, Risma dan FXE. Bukit Tua WF, Merakes East dan ESPA juga ditargetkan ada cadangannya sehingga RRR menjadi 121% lalu ada juga ditargetkan penemuan cadangan di Maha, Akasia Prima dan Bentayan yang membuat RRR jadi 152%.

Terakhir, RRR bisa jadi 219% jika sukses ditemukan cadangan di Tuna, lalu ada juga di Parang, Bungin, Bungkal, Rayun serta kegiatan chemical EOR di Minas, Kerendan-West Kerendan serta IDD.

Semoga target itu di akhir tahun 2022 tidak meleset, sehingga target prduksi 1 juta barrl perhari  pada 2030 menjadi kenyataan. Itu menjadi pengharapan semua anak negeri,  bukan “mimpi di siang Bolong”[]  Yuniman Taqwa/foto ilustrasi utama: ist