Mendag Optimistis UU RCEP dan IK–CEPA Tingkatkan Ekspor Nasional

Jakarta,  31 Agustus 2022, pelakubisnis.com –Menteri Perdagangan  Zulkifli  Hasan    optimistis ekspor  nasional akan  melejit  tahun  ini.  Keyakinan  ini  mengemuka  setelah Dewan  Perwakilan  Rakyat  (DPR  RI)mengesahkanRancangan   Undang-Undang   (RUU)   tentang  ‘Persetujuan  Kemitraan  Ekonomi Komprehensif  Regional  ASEAN  (Regional  Comprehensive  Economic  Partnership/RCEP)’  dan ‘Perjanjian  Kemitraan  Ekonomi  Komprehensif  antara  Pemerintah  Republik  Indonesia  dan Pemerintah Republik Korea (Indonesia–Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement/IK–CEPA)’ menjadi Undang-Undang (UU).

Pengesahan kedua  RUU  tersebut  menjadi  payung  hukum  bagi kedua  perjanjian  yang  sama-sama ditandatangani pada 2020 tersebut untuk segera diimplementasikan oleh Indonesia. Pengesahan ini diputuskan dalam Rapat Paripurna DPR RI hari ini, pada 30/8.

“Implementasi  Persetujuan  RCEP  sebagai  Mega  Free  Trade  Agreement  (Mega-FTA)   akan mendatangkan manfaat bagi Indonesia seperti meningkatkan produk domestik bruto sebesar 0,07 persen  atau  setara  Rp38,33  triliun  dan penanaman  modal  asing  (FDI) sebesar  0,13  persen  atau setara Rp24,53 triliun pada 2040,”tegas Zulkifli Hasan.

Persetujuan  RCEP   merupakan  konsolidasi  dari  kelimaASEAN+1  FTA  diharapkan  mampu memberikan  kepastian  dan keseragaman  aturan  perdagangan  serta meningkatkan  akses  pasar ekspor    barang  dan jasa. Implikasi lainnya adalah memperkuat  iklim  investasi,  mendorong peningkatan  dan  pemberdayaan  usaha  mikro,  kecil,  dan  menengah  (UMKM)  berorientasi  ekspor, meningkatkan berbagai bentuk  kerja  sama  dan alih teknologi,  serta  memperkuat posisi  Indonesia dalam rantai pasok di kawasan.

Perjanjian  IK–CEPA  akan  berperan  sebagai  wadah  kerja  sama    strategis dan komprehensif  antara  Indonesia  dan  Republik Korea.  Melalui  perjanjian  itu, penguatan  ekonomi kedua  negara dapat  diwujudkan melalui  peningkatan  perdagangan  barang,  jasa,  dan  investasi; perluasanlapangan   kerja; peningkatan kemampuan   dan   kapasitas   teknologi   nasional;   serta pendalaman kerja sama ekonomi kedua negara di berbagai sektor.

“IK–CEPA  kami  targetkan  dapat  diimplementasi  pada  Januari  2023,  akan  menyediakan kerangka  kelembagaan  yang  komprehensif  bagi  kerja  sama  Indonesia  dan  Korea  Selatan  yang mencakup  berbagai  sektor  seperti  perdagangan  barang,  jasa,  investasi, dan  kerja  sama  ekonomi, termasuk usaha kecil menengah (UKM),”lanjut Zulkifli Hasan.

 Zulkifli  Hasan    mengatakan,  penyelesaian  ratifikasi  Persetujuan  RCEP  dan  IK–CEPA menunjukkan  komitmen  Indonesia  dalam  meningkatkan  hubungan  perdagangan  dan  kerja  sama ekonomi di tengah situasi global yang penuh tantangan, terutama pasca pandemi Covid-19.

“Dengan  disahkannya  kedua  RUU  ini,  maka  persetujuan  RCEP  dan IK–CEPA    dapat diimplementasikan. Kami   berkeyakinan   bahwa   perekonomian   nasional   akan   mendapatkan tambahan  stimulus  dalam  proses  pemulihan  ekonomi  pasca pandemi  Covid-19,  serta akan  ada peningkatan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi utama di kawasan,”tutup  Zulkifli Hasan.

Wakil  Ketua  Komisi  VI  DPR  RI  Aria  Bima  menyampaikan dalam  Rapat  Paripurna,  Indonesia memandang penting semua negara anggota RCEP untuk memperluas jangkauan Indonesia ke rantai  nilai global.

“Bagi Indonesia, seluruh negara anggota RCEP merupakan mitra  strategis  perdagangan  yang berpotensi besar untuk  memperluas jangkauan Indonesia memasuki rantai nilai  global. Selain itu, RCEP  diharapkan  dapat  menciptakan  kerja  sama  yang  intens  dan  efektif  untuk  memberikan kepastian  dan  keseragaman  aturan  perdagangan,  menciptakan  iklim  investasi  yang  kondusif, meningkatkan peluang usaha, barang, jasa, dan investasi ke dalam rantai nilai regional,”kata Aria Bima.

Terkait pengesahan RUU IK–CEPA, optimisme dan harapan juga disuarakan Wakil Ketua Komisi VI DPR   RI   Martin   Manurungdalam   Rapat   Paripurna.   Dia   menyampaikan,   IK–CEPA   juga   harus melindungi kepentingan nasional, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan.

“Implementasi perjanjian kemitraan ekonomi dengan Pemerintah Republik Korea akan memberi manfaat lebih bagi Indonesia, di antaranya perluasan akses pasar dan akses produk barang dan jasa ke Republik Korea, peningkatan produk domestik brutodan daya saing produk Indonesia, penguatan industri  dalam  negeri,  peningkatan  arus  investasi  ke  Indonesia,  pengembangan  kualitas  sumber daya   manusia   untuk   mendukung   pemulihan   ekonomi   nasional   pascapandemi   Covid-19,   dan peningkatan neraca perdagangan Indonesia,”kata Martin Manurung.[]sp