Kemendag Dorong Perempuan Pelaku Usaha Pasarkan Makanan Olahan ke Pasar Kanada

Bogor, 5 Mei 2023, pelakubisnis.com – Kementerian Perdagangan  mendorong perempuan pelaku  usaha memasarkan produk  makanan  olahan  ke  pasar  Kanada.  Salah  satunya, dengan    menggelar  lokakarya  bertemakan ‘Peluang dan Potensi Ekspor Produk Makanan Olahan ke Pasar Kanada’ pada 3/5 di Bogor, Jawa Barat.   Lokakarya   dihadiri   40 perempuan   pelaku   usaha dari   wilayah   Jabodetabek.  

Lokakarya   ini merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) dengan Trade Facilitation Office (TFO) Kanada.

“Kementerian Perdagangan membuka kerja sama dengan segenap pihak yang mendukung peningkatan perekonomian  dan  kesetaraan  gender  seperti  TFO  Kanada.  Kesempatan  ini  harus  dapat  dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengembangkan kapasitas para pelaku usaha perempuan, khususnya yang bergerak di sektor makanan olahan agar bisa membuka pasar ekspornya di Kanada,”kata  Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Didi Sumedi di tempat terpisah.

Didi  menjelaskan,TFO  Kanada  merupakan  organisasi  nonprofit  yang  membantu  negara  berkembang dalam  menyediakan  informasi,  konsultasi,  dan  kontak  kepada  para  calon  eksportir  untuk  memasuki pasar   Kanada.   Sebagai   wujud   nyata   upaya   Kemendag   untuk   mendorong   ekspor   Indonesia, ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kemendag dengan TFO yang ditandatangani pada 18 Agustus 2020. MoU ini juga dipertegas melalui perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada Juli 2022.

Sementara Direktur  Pengembangan  Ekspor  Produk  Primer  Merry  Maryati  menuturkan,  untuk memperluas  pasar ekspor  produk  Indonesia,  Kemendag  memiliki  berbagai  program yang  bisa  dimanfaatkan  para  pelaku usaha. 

“Kami memiliki berbagai program promosi melalui pameran dagang berskala internasional dan misi  dagang;  peningkatan  daya  saing  dan  pengembangan  produk  melalui  fasilitas  kegiatan  adaptasi produk;pengembangan dan konsultasi desain produk atau kemasan di Indonesian Design Development Center  (IDDC)  dan Good  Design Indonesia;  pengembangan  merek dan sertifikasi  produk  ekspor  seperti halal  dan Hazard  Analysis  and  Critical  Control  Points  (HACCP)/Analisis  bahaya  dan  pengendalian  titik kritis; pendaftaran Hak  kekayaan  intelektual  (HKI);serta  layanan informasi  peluang  pasar  ekspor melalui INAEXPORT (inaexport.id) dan Inadigiexport,” ujar Merry saat membuka lokakarya.

Merry  menambahkan,  para  peserta  lokakarya  agar  terus meningkatkan daya   saing   serta   memanfaatkan   peluang   sebaik-baiknya.   Pelaku   usaha   diharapkan   dapat   menambah kapabilitas dan memanfaatkan berbagai fasilitas yang diselenggarakan Pemerintah maupun pihak lainnya.

“Kita harus memanfaatkan peluang sekecil apapun  untuk  terus-menerus  meningkatkan  kemampuan daya saing produk, agar mampu berkompetisi dengan negara lain. Tidak hanya peningkatan daya saing, tetapi juga awareness bagi buyers dan  konsumen juga  harus  gencar  dilaksanakan.  Manfaatkanlah program  fasilitasi  pengembangan  produk  dan  pasar  ekspor  yang  diselenggarakan Pemerintah  maupun pemangku kepentingan lainnya,”pungkas Merry.

Hadir narasumber dalam  lokakarya  adalah  para  praktisi  atau  para  pelaku  ekspor  yang  telah menjadi pelatih (trainer) dan  dilatih  langsung  oleh  TFO  Kanada  untuk  memahami  pola  konsumsi  dan tren  pasar,serta  kiat-kiat  masuk ke  pasar  Kanada. Adapun  narasumber  tersebut,  yaituperwakilan Gabungan  Pengusaha  Makanan  dan  Minuman  Indonesia  (GAPMMI),  Irwan  Santoso;  perwakilan  Aliansi Organis Indonesia, Elsje Mansula; dan Gender Expert, Sofi Suryasnia.

Industri makanan olahan memiliki peranan penting dalam ekspor nonmigas Indonesia. Pada 2022, nilai ekspor  produk  makanan  dan minuman  (mamin) olahan  mencapai  USD  5,24 miliar  atau  naik  5,4 persendibandingkan  tahun  sebelumnya  yang  sebesar  USD  4,97  miliar.  Tren  ekspor  produk  makanan  dan minuman  olahan  Indonesia  periode  2018–2022  rata-rata  mengalami  pertumbuhan  7,5  persen  per tahun.

Pada 20233, ekspor produk mamin olahan utama Indonesia didominasi food preparation, olahan udang, wafer, ekstrak kopi, dan produk ikan. Negara tujuan ekspor terbesar untuk produk mamin olahan adalah Amerika Serikat (20,24 persen),Filipina (13,77 persen),Malaysia (7,44 persen),Tiongkok (7,06 persen), dan Singapura (5,17 persen).[]sp