Go Green UMKM Binaan Pertamina Menembus Pasar Global

Gaya hidup ramah lingkungan kian populer di masyarakat dunia. Tak urung, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Pertamina yang go green  mampu menembus pasar global. Program Pertamina untuk UMKM bisa memberikan dampak positif dalam mengembangkan kapasitas  kualitas UMKM Indonesia.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan produk yang berfokus pada isu lingkungan akan memiliki kesempatan lebih besar untuk memperluas pasarnya ke kancah global. Untuk itu Pertamina memiliki program pembinaan kepada UMKM binaannya, dengan menerapkan program Go Green dalam menjalankan bisnisnya.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, UMKM yang memperhatikan isu lingkungan dalam menjalankan usahanya seperti pemanfaatan produk limbah serta proses produksi ramah lingkungan, secara tidak langsung telah memberikan edukasi kepada konsumen, dan memiliki peluang  dalam memperluas pemasarannya, karena isu lingkungan kini telah menjadi perhatian masyarakat seluruh dunia.

Koleksi Artistica Jewelry, mengubah limbah menjadi perhiasan bernilai/Foto: Dok. Pertamina

Kesadaran akan keberlanjutan mempengaruhi preferensi konsumen, sejalan dengan gaya hidup ramah lingkungan (Go Green) yang saat ini menjadi populer. Fadjar  berharap program Pertamina untuk UMKM bisa memberikan dampak positif, mendorong kemajuan, dan mengembangkan kapasitas serta kualitas UMKM Indonesia.

Sieltje Kurniawan, misalnya, pemilik UMKM Artistica Jewelry menyajikan konsep yang diterapkan dalam bisnisnya, yaitu mengurangi sampah dengan mengubahnya menjadi perhiasan bernilai, melalui kolaborasi dengan UMKM lain, dan berfokus pada pengembangan generasi muda. Konsep ini sejalan dengan produk di galerinya yang dipenuhi perhiasan menakjubkan dari barang-barang bekas. Saat ini, 90% produk Artistica Jewelry telah diekspor ke Swedia, Puerto Rico, dan Malaysia.

Selama ini perhiasan berkelas seringkali dikaitkan dengan bahan seperti emas, perak, atau batu permata. Namun bagi Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Artistica Jewelry, kemewahan perhiasan justru lahir dari kreativitas dan kejelian menyajikan karya seni perhiasan dari limbah kaca. Perhiasan dengan sentuhan liontin dan manik-manik limbah kaca yang diproduksi di Ngagel Tama Selatan, Surabaya ini telah mendunia. 

“Pecahan kaca identik sebagai bahan yang tidak memiliki nilai bahkan dianggap berbahaya, namun kami merasa tertantang setelah banyak pelanggan dari luar negeri meminta perhiasan berbahan dasar recycle, hingga akhirnya kami mulai memproduksi plastik, kaca (dari botol parfum, keramik pecahan piring dan cangkir), serta limbah kulit kerang mutiara maupun limbah lainnya, menjadi bros, anting, gelang, kalung,” kata Sieltje, pemilik Artistica Jewelry.

Sieltje mengaku, untuk menghasilkan perhiasan pesanan dari para pelanggannya, ia berkolaborasi dengan para pengrajin perhiasan dan pengrajin asah batu di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Hal ini dilakukan karena dibutuhkan keterampilan dan ketelitian untuk memilah, memotong, dan melakukan proses faceting pada kaca recycle untuk membentuknya menjadi seperti batu permata.

“Mereka mengerjakan dengan cara tradisional sehingga memungkinkan sekali bagi pelanggan untuk custom perhiasan yang mereka impikan. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberdayakan para pengrajin, sehingga usaha ini tidak hanya sekedar untuk mencari profit, tetapi juga memiliki misi sosial, ekonomi, dan lingkungan,” ujar wanita yang meneruskan usaha orangtuanya sejak 2016.

Tidak hanya itu, Artistica Jewelry berkolaborasi juga dengan pemulung, panti asuhan, menerima magang dari SMK dan Universitas, bekerja sama dengan Diaspora, Disperindag, Dinkop, serta pihak lain untuk mendukung proses produksi dan memasarkan produknya secara lokal, internasional, dan melalui e-commerce luar negeri. “Kolaborasi juga terjalin dengan UMKM seperti Khen Tenun (NTT) dan Lusee Bag Leather untuk menciptakan perhiasan dari sisa produksi,” tandas Sieltje.

Konsep pemanfaatan limbah dan pemberdayaan kelompok UMKM ini, menjadikan Artistica Jewelry sebagai pemenang ke-3 Pertapreneur Aggregator 2023. Program Pertapreneur merupakan kompetisi proposal bisnis mitra binaan Pertamina, yang berdampak bagi komunitas dan lingkungan.

Tidak hanya itu, Joglo Ayu Tenan sebagai UMKM binaan Pertamina asal Yogyakarta ini,  telah berkembang menjadi usaha yang mendunia. CSR & SMEPP Pertamina Fajriyah Usman mengungkapkan, produk Joglo Ayu sangat beragam seperti kerajinan tangan, serta fesyen menarik yang kesemuanya menggunakan bahan-bahan alam seperti eco print, bebatuan dan material ramah lingkungan. Produk -produk ini sudah diekspor hingga Tokyo, Australia dan Singapura. 

“Joglo Ayu Tenan ini memang layak untuk mendunia. Kami juga membina mitra binaan mulai dari go modern, go digital, go online sampai ke go global sehingga Joglo Ayu Tenan ini bisa melaksanakan ekspor. Kami harap, Joglo Ayu bisa terus berinovasi agar tetap konsisten dan terus maju,” tambahnya.

UMKM ini pun peduli pada aspek sosial dengan menggandeng pengrajin serta UMKM lokal untuk berkolaborasi, serta pemberdayaan komunitas disabilitas dan ibu rumah tangga melalui pelatihan kerajinan kreatif. Kiprah ini telah dikembangkan di 9 desa binaan di wilayah Yogyakarta.

UMKM ini pun peduli pada aspek sosial dengan menggandeng pengrajin serta UMKM lokal untuk berkolaborasi, serta pemberdayaan komunitas disabilitas dan ibu rumah tangga melalui pelatihan kerajinan kreatif. Kiprah ini telah dikembangkan di 9 desa binaan di wilayah Yogyakarta. 

Pemilik Joglo Ayu Tenan,  Rahayu mengungkap,  sejak menjadi mitra binaan Pertamina, banyak pengalaman yang ia rasakan. Tak lupa omzet pun meningkat drastis. “Alhamdulillah Pertamina bisa membantu kita agar tetap maju. Semoga kita bisa terus memberikan produk berkualitas untuk Masyarakat Indonesia,” ujarnya.[] Yuniman Taqwa/Siti Ruslina