Ini Capaian APBN 2018

Jakarta, 3 Januari 2019, pelakubisnis.com  – Pendapatan negara tercapai Rp1.942.3 triliun atau 102.5%. Pendapatan tersebut didapat dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.521.4 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp.407.1 triliun, dan penerimaan hibah sebesar Rp.13.9 triliun.

Perekonomian diperkirakan tumbuh sekitar 5.15% dan inflasi terkendali rendah di angka 3.13%. Tidak hanya itu, defisit anggaran juga sangat rendah yaitu 1.76% serta keseimbangan primer menuju positif yang menurutnya merupakan kondisi pembalikan dari sebelum tahun 2012 yang selalu positif.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menjelaskan kinerja ini menunjukkan bahwa selama 2018 perekonomian Indonesia mampu tumbuh dengan baik. “Di bawah tekanan global, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengalami momentum pertumbuhan yang cukup kuat,” jelas Sri Mulyani, di Jakarta, pada  2/1

Tak hanya pendapatan, belanja negara pun menunjukkan peningkatan yang baik. Tahun ini belanja negara mampu mencapai 99.2%, dimana tahun lalu hanya mencapai 94,1%. Salah satu faktornya adalah karena tidak adanya APBN Perubahan (APBN-P), maka Kementerian/Lembaga dapat fokus pada anggaran belanja yang sudah direncanakan.

“Inilah yang selalu Saya sampaikan, APBN 2018 kinerjanya sangat positif dan dikelola dengan sangat hati-hati dan tanggung jawab,” tukas Menkeu kepada awak media.

Menurutny realisasi penerimaan pajak untuk 2018 sebesar Rp1.315,9 triliun atau tumbuh hingga 14,3%. Pertumbuhan perpajakan ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2012. Rasio pajak pun mencapai 11.5% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 0,8% dari tahun 2017.

“Dengan perbaikan penerimaan perpajakan maka rasio pajakan mengalami perbaikan yang cukup signifikan hanya dalam waktu 1 tahun,” jelas Menkeu.

Selain itu, penerimaan dari kepabeanan dan cukai juga menunjukkan kinerja yang sangat impresif. Dari target awal sebesar Rp194,1 triliun, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mampu mengumpulkan penerimaan hingga Rp205,5 triliun atau mencapai 105,9%.

“Meskipun kita mengalami perubahan tarif cukai tapi kita tetap bisa mencapai target. Yang membuat kenaikan cukai terutama tembakau adalah kegiatan bea cukai yang sangat intensif dan enforcement terhadap rokok ilegal,” tambahnya.

Di samping itu, realisasi PNBP yang mampu mencapai 147,8% dari APBN 2018 juga merupakan pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2009. Dari peningkatan ini, ia pun mengungkapkan bahwa reformasi perpajakan sudah mulai menunjukkan hasil.

Kesadaran membayar pajak, peningkatan basis data pajak pasca tax amnesty dan juga informasi  yang didapat dari Automatic Exchange of Information (AEOI) diharapkan dapat terus meningkatkan penerimaan perpajakan.

“Meskipun kita mengumpulkan penerimaan pajak yang cukup besar, dunia usaha merasakan insentif perpajakan yang cukup kuat juga. Jadi kita membuat keseimbangan. satu sisi mengumpulkan pajak, namun kita juga memberikan kepada masyarakat dan dunia usaha,” pungkasnya. [] mra/ind/nr/foto