Gresik: Kini Memiliki Kawasan Industri Terintegrasi

Ke depan JIIPE menjadi icon kawasan industri terbesar di Indonesia. Direncanakan proyek ini akan selesai 10 tahun mendatang. Kawasan ini bisa menjadi role model kawasan industri lainnya di Indonesia!

Nama Gresik tak asing lagi bagi wilayah Jawa Timur. Kabupaten ini menjadi salah satu daerah industri. Di sini berdiri ratusan industri dari mulai skala besar sampai home industry. Di sini terdapat pabrik semen terbesar di Indonesia, yaitu semen Gresik. Tidak hanya itu, juga berdiri Petrokimia GresikNippon PaintBHS-TexIndustri perkayuan/ Plywood dan Maspion. Tak heran bila Gresik menjadi salah satu penyanggah utama kota Suraabaya.

Gresik juga terdapat sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap berkapasitas 2.200 MW. Antara Gresik dan Surabaya dihubungkan oleh sebuah Jalan Tol Surabaya-Manyar, yang terhubung dengan Jalan Tol Surabaya-Gempol. Selain itu perekonomian masyarakat Gresik banyak ditopang dari sektor wiraswasta. Salah satunya yaitu Industri Songkok, Pengrajin Tas, Pengrajin Perhiasan Emas & Perak, Industri Garment (konveksi).

Infrastruktur yang menunjang itu menjadi salah satu daya tarik investor menanamkan investasinya di sini. Kota ini melesat menjadi icon industri di Jawa Timur. Bahkan, ke depan Kabupaten ini akan menjadi kawasan industri yang terintegrasi, sehingga mampu meningkatkan daya saing produk-produk industri di sini.

Salah satu media online mencatat bahwa pada tahun 2016 terdapat 1425 industri besar menengah, bahkan dengan jumlah yang tak sedikit itu usaha kecil terdapat di sini. Tak heran bila  Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Gresik menyebutkan Upah Minimum Regional (UMR) tertinggi di kota – kota atau kabupaten – kabupaten lainnya di JawaTimur.

Banyaknya industri Kabupaten Gresik membawa dampak positif bagi warganya.  Terbukanya lapangan kerja yang luas, sehingga masyarakat  tidak perlu pergi ke tempat lain untuk mencari pekerjaan. Dimana penghasilan masyarakat di Kabupaten Gresik  cukup besar dibanding daerah lain di Indonesia. Surabaya sebagai pusat pemerintahan di Jawa Timur pun kalah besar upah minimum regionalnya. Adanya industri yang sangat banyak tersebut juga menarik minat warga dari luar kabupaten Gresik untuk mencari kerja di sana.

Sementara akselerasi pembangunan ekonomi di Kabupaten Gresik mulai tampak secara signifikan sejak pembentukan “Gerbangkertasusila” (Gresik-Bangkalan-Jombang-Kertosono-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan) sebagai satuan wilayah pengembangan (SWP) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 47 Tahun 1995 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional dan Peraturan Daerah (Perda) No. 4 Tahun 1996 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur.

Melalui pengembangan Gerbangkertasusila yang diperluas menjadi “Germakertasusila” (Gresik-Madura-Kertosono-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan) setelah difungsikannya Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura), maka  Kabupaten Gresik diarahkan sebagai wilayah utama untuk industri sehingga terkenal dengan industri multimodern. Selain itu, pembentukan SWP tersebut mempercepat pertumbuhan ekonomi disebabkan adanya perhatian dana, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Apalagi dibantu dengan adanya pabrik smelter yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia di Gresik dengan nilai investasi USD 2,3 miliar atau setara dengan Rp30 triliun yang digadang-gadang menjadi smelter terbesar di dunia. Diharapkan proyek ini akan membuka lapangan pekerjaan baru di Gresik.

Sementara Kementerian Perindustrian mendorong percepatan pembangunan kawasan industri Java Integrated Industrial Ports and Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Kawasan industri terpadu tersebut akan menjadi percontohan bagi pengembangan 14 kawasan industri prioritas di luar Pulau Jawa.

Sampai saat ini, jumlah kawasan industri di Indonesia tercatat sebanyak 74 kawasan industri dengan total luas lahan mencapai 30 ribu hektar. Namun lokasi kawasan industri tersebut 67% diantaranya masih terpusat di Jawa.

JIIPE merupakan kawasan industri generasi ketiga. Pengkategorian ini merujuk kepada kelengkapan infrastruktur penunjang yang tersedia terutama adanya integrasi antara kawasan industri dengan pelabuhan. Dalam sepuluh tahun ke depan kawasan industri JIIPE di Gresik, Jawa Timur bakal dilengkapi sejumlah infrastruktur penunjang yang paling lengkap dibandingkan kawasan serupa lain di Tanah Air.

Pengoperasian JIIPE diharapkan bisa menurunkan biaya logistik sampai dengan 20% dari total biaya produksi. Hal ini disebabkan pembangunannya menjalankan prinsip integrasi sejumlah infrastruktur berupa pelabuhan, jaringan kereta api, dan jalan tol dengan kawasan industri.

Dimana peran kawasan industri terhadap pengembangan sektor industri nasional sangat strategis dan signifikan. Kawasan industri telah menyumbang sekitar 40% dari nilai total ekspor non-migas dan menarik investasi sebesar 60% dari total investasi sektor industri serta sekaligus memberikan kontribusi cukup besar terhadap penerimaan negara dalam bentuk berbagai macam pajak.

Sementara Presiden Joko Widodo pada 9 Maret lalu meresmikan kawasan industri JIIPE, di Gresik, Jawa Timur. Peresmian kawasan itu bersama dengan peresmian 10 kapal kementerian Perhubungan untuk mendukung tol laut.

Menurut Joko Widodo negara Indonesia adalah negara besar, tapi ekspor kita kalah dengan Malaysia, Singarupa, Philipina, Thailand, bahkan dengan Vietnam. “Kalau kita terus-teruskan, kita nggak bangkit dari tidur kita, bisa-bisa nanti kita  kalah dengan Laos dan Kamboya. Hati-hati ini,” ujarnya serius dalam sambutan peresmian kawasan industri JIIPE, di Gresik, Jawa Timur

Hal yang sama pun, kata Jokowi, nilai investasi kita juga kalah dengan negara-negara tersebut. “Kalau dibiar-biarkan terus, saya nggak tahu, nanti kita juga kalah dengan Loas dan Kamboya,” tandasnya serius.

Apa yang menjadi kelemahan kita, tambah Jokowi, harus dibenahi dan diperbaiki. Urusan perizinan yang terlalu lama, jelasnya, maka Maret ini akan “diobrak-abrik” (secepatnya diperbaiki-Red). “Saya mulai nggak sabar, ngurus izin berbulan-bulan, siapa yang mau datang ke Indonesia?,” tanya serius seraya menambahkan bahwa investasi akan memperbaiki ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya.

Jokowi sangat menghargai bahwa  JIIPE juga bekerjasama dengan pondok pesantren. Cara kerjasama seperti ini bisa ditiru oleh pihak-pihak lain.”Tanyakan ke pondok pesantren, SDM apa yang siap di sana. Kalau belum siap latih mereka,” tambahnya lagi.

Lebih lanjut ditambahkan JIIPE merupakan sebuah kawasan yang terintegrasi, ada pelabuhannya, ada kawasan industrinya dan tersedia pembangkit listrik. Di samping itu, di kawasan ini ada pelabuhan yang bekerjasama dengan Pelindo III (BUMN), di mana sahamnya dimiliki 60% BUMN dan 40% swasta. Sedangkan komposisi kepemilikan saham untuk kawasan industri, 60% swasta dan 40% BUMN. “Cara-cara seperti inilah yang akan mempercepat pembangunan infrastruktur. Saya ingin kawasan-kawasan industri semacam ini semakin banyak di buka di Indonesia, sehingga semakin banyak menyerap tenaga kerja,” tandasanya.

maket kawasan JIIPE

Sementara Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mengatakan kawasan industri JIIPE merupakan salah satu upaya pengembangan kawasan industri di Gresik, Jawa Timur. Kawasan ini dilengkapi infrastruktur, seperti waste water, water treatment, jaringan pipa gas, jaringan fiber optic untuk telekomunikasi dan juga tenaga listrik dengan kapasitas 23 MW. “Industri tinggal masuk dengan fasilitas investasi dan tinggal membangun saja,” katanya dalam sambutan peresmian kawasan industri JIIPE.

Sejauh ini pihak Perusahan Gas Negara (PGN) sudah mengalirkan gas ke kawasan industri itu yang diterima oleh PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) sebagai pengelola Kawasan Industri JIIPE pada 6 Maret 2018. “Initial gas in ini merupakan komitmen PGN untuk memperluas penyaluran gas bumi kepada masyarakat dan industri,” kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, pada 8 Maret lalu..

Rachmat mengatakan, suplai gas ke BKMS ini pada tahap awal akan digunakan untuk mengoperasikan pembangkit listrik dan menyuplai industri kimia yang sudah beroperasi, yakni PT Clariant Indonesia.“Selanjutnya konsumsi akan meningkat karena setiap ada penambahan industri baru maka pemakaian gas akan bertambah,” kata Rachmat.

Kawasan industri ini direncanakan bakal menjadi kota industri mandiri. Di kawasan industri ini nantinya tidak hanya bakal dibangun pabrik-pabrik industri saja, melainkan sarana lainnya seperti kawasan pemukiman, bisnis, pendidikan, hiburan, dan olahraga.

Dengan pertumbuhan kawasan industri generasi ketiga semacam ini, PGN optimistis permintaan pasokan gas akan bertambah. Konsumsi gas dipastikan terus meningkat seiring semakin banyaknya industri yang masuk dan beroperasi di kawasan industri terintegrasi yang di bangun oleh anak perusahaan PT Pelindo III, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) bersama PT AKR Corporindo Tbk. tersebut.

Department Head, Manager Power Plant and Utility PT BKMS, Mahendra Singh mengatakan, suplai gas bumi untuk BKMS sangat penting. Selain untuk mengoperasikan power plant dengan kapasitas terpasang 3 X 7,6 MW, gas bumi juga untuk menyuplai tenant industri yang dalam proses produksinya membutuhkan gas bumi. Saat ini, ada dua industri yang sudah beroperasi di BKMS, yaitu pabrik kimia PT Clariant Indonesia dan pabrik garam PT Unicahem Candi Indonesia.

Menurut Mahendra Singh, November mendatang akan ada lagi industri yang mulai membutuhkan gas, yakni PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. yang memproduksi makanan bermerk Sari Roti. Dalam tahun ini juga akan ada tiga perusahaan lagi yang akan beroperasi, yakni PT Hextar Fertilizer Indonesia yang akan beroperasi pada Mei, PT Adhimix Precast Indonesia yang beroperasi sekitar Juli-September, dan PT CML pada November mendatang.

Namun demikian,  Airlangga Hartarto menambahkan,  untuk mendukung kawasan ini masih diperlukan infrastruktur konektivitas, yaitu pelebaran jalan Daendels menuju kawasan, penyambungan rel kereta api sepanjang 11 km dari staiun Duduk Sampeyan sampai ke lokasi JIIPE dan tol  Krian – Legundi – Bunder – Manyar  juga bisa terkoneksi dengan JIIPE.

Kawasan JIIPE memiliki Izin Usaha Kawasan Industri seluas 1.760 hektar. Di kawasan ini, kata Erlangga, mampu menampung 183 industri. Di mana nilai investasi keseluruhan ditargetkan sebesar Rp 83 triliun. “Hari ini delapan perusahan telah berinvestasi, dua perusahaan sudah beroperasi, dua perusahaan dalam proses pembangunan pabrik dan empat perusahaan lagi mulai pembangunan,” katanya sambil menambahkan tenaga kerja yang diserap di kawasan ini bisa mencapai 500.000 karyawan dengan multiplier bisa mencapai 1,5 juta dengan jangka waktu delapan sampai sepuluh tahun mendatang. [] Yuniman Taqwa