Indonesia Berkolaborasi dengan Kanada Tingkatkan Ekspor Kopi Indonesia

Banyuwangi, 21Juli 2022, pelakubisnis.com – Meningkatnya   konsumsi   kopi   di   dalam   negeri   dan   tingginya antusiasme  yang  memunculkan  banyak  pengusaha  kopi  baru  merupakan  peluang  yang  harus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Termasuk untuk meningkatkan produksi  kopi  dan  efisiensi  proses  produksi  yang  pada  akhirnya  akan  meningkatkan  ekspor  kopi Indonesia ke seluruh dunia, termasuk ke Kanada.

Demikian  disampaikan  Wakil  Menteri  Perdagangan  Jerry  Sambuaga  dalam National Business Meeting Ijen Coffee  Market di  Banyuwangi,  pada 20/7.Turut  hadir  dalam  kegiatan  ini antara   lain   Bupati   Kabupaten   Banyuwangi   Ipuk   Fiestiandani   Azwar   Anas; Staf   Ahli   Bidang Hubungan  Antar  Lembaga  Kementerian  Desa,  Pembangunan  Daerah Tertinggal dan,  Transmigrasi Samsul  Widodo; dan Senior  Manager National  Support  for  Local  Investment  Climate/ National Support  for   Enhancing   Local   and   Regional   Economic   Development (NSLIC/NSELRED) Natalie Leonhardt.

“Kolaborasi   Pemerintah   Indonesia   dan   Kanadamelalui   NSLIC/NSELRED merupakan   upaya sinkronisasi dalam menghubungkan  para  petani  dan  UKM  kopi  ke  para  pebisnis  kopi  besar  di Indonesia.  Dengan  begitu,  akanmembuka  peluang  kerja  sama  dalam  pemenuhan  kebutuhan kopi,”terang Jerry.

Jerry  menyampaikan  apresiasinya kepada  NSLIC/NSELRED  sebagai  proyek  inti  kemitraan berkelanjutan antara Pemerintah Indonesia dan Kanada yang telah terjalin sejak 2016. Program ini dinilai sangat  baik karena   memberikan  manfaat  kepada  lebih  dari  5.000  UKM  dan  71.000 pelaku usaha.

Proyek ini juga turut mendukung ekonomi lokal di dalam Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional  (KPPN)  dengan  fokus  pada  peningkatan  sumber  daya  manusia  dan  kelembagaan  lokal, serta komoditas unggulan lokal dalam nilai rantai pasokan.

Menurut  Jerry, Kementerian  Perdagangan  secara  aktif  mendukung  peningkatan ekspor kopi Indonesia. Hal ini dilakukan melalui kerja sama dengan kelompok produsen kopi untuk meningkatkan  kapasitas  ekspor  melalui  kombinasi  lokakarya,  pelatihan  tatap muka  dan  daring, promosi  eksportir  UKM  Indonesia  dan  produknya  kepada  pembeli  potensial,  pertemuan  bisnis, serta berpartisipasi dalam pameran dagang internasional.

Indonesia,  lanjut  Jerry, memiliki  peluang  besar  memperluas  kehadirannya  di  pasar  kopi global   jika   tantangan   unik   yang   menghambat   ekspansi   bisa   diatasi.   Standardisasi   praktik, persyaratan teknis, dan spesifikasi produk semakin penting dalam perdagangan global. Contohnya, biji  kopi  Indonesia  mengalami  habatan  masuk  pasar  Eropa  karena  tingkat  residu  yang  melebihi batas maksimal sesuai regulasi Komisi Eropa.

“Kementerian Perdagangan siap membantu petani kopi Indonesia terkait masalah residu pestisida yang menyebabkan terhambatnya ekspor kopi Indonesia ke Eropa,” tegas Jerry.

Kementerian  Perdagangan telah  menjalin  kerja  sama  dengan  Arise  Plus  dan Uni  Eropa  untuk  mempromosikan  dan  meningkatkan  kesadaran  Indikasi  Geografis  (IG)  sebagai komponen  penting  dalam  meningkatkan  ekspor  kopi  Indonesia  melalui  jenama  (branding) dan produksi produk IG Indonesia. Saat ini, tercatat sebanyak 111 produk IG Indonesia, antara lain Kopi Ijen-Raung,  Kopi  Kintamani,  Kopi  Wamena,  Kopi  Sindoro-Sumbing,  Kopi  Kalosi,  Kopi  Manggarai, Kopi  Mandailing,  Kopi  Gayo,  Kopi  Preanger,  Kopi  Sipirok,  Kopi  Koerintji,  Kopi  Simalungun,  Kopi Lintong, Kopi Toraja,dan lain sebagainya.

Nilai  ekspor  kopi  Indonesia  (HS  0901)  ke  dunia pada2021  mencapai  USD  851  juta  dan  Indonesia menempati  posisi  ke-13  sebagai  negara  eksportir  kopi  ke  dunia.  Nilai  ekspor  kopi  periode Januari—Mei 2022 mencapai USD 394 juta, meningkat 37 persen dibanding periode yang sama di tahun  sebelumnya.  Negara  tujuan  ekspor  kopi  Indonesia  antara  lain  Amerika  Serikat  (AS),  Mesir, Jepang, Spanyol, dan Malaysia.[]sp