Kyudenko Bidik Proyek Dedieselisasi PLN Menjadi PLTS

PLN akan menggantikan 5200  PLTD di seluruh Indonesia dengan PLTS selama kurun waktu tiga tahun. Proyek tersebut dilakukan secara bertahap. Tahun ini PLN sudah melakukan tender tahap awal sekitar 100 lokasi PLTD. Perusahaan asal Jepang Kyudenko membidik peluang tersebut!

PT PLN (Persero) menggandeng China dan Jepang dalam studi pemanfaatan teknologi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan beberapa nota kesepahaman (MoU) antara PLN dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), Kyudenko Corporation, serta dengan China Renewable Energy Engineering Institute (CREEI).

Japan International Cooperation Agency (JICA), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PT PLN) dan  Kyudenko Corporation  menandatangani  Memorandum of Understanding (MoU)  “Kajian Bersama mengenai 100% Pasokan Listrik dari Pembangkit Listrik Berbasis Energi Terbarukan di Daerah Terpencil”. Penandatanganan MoU diselenggarakan di sela rangkaian kegiatan “Seminar Pengembangan EBT Baseload Melalui Pembangkit Hydropower dan Geothermal Dalam Rangka Mendukung Transisi Energi” di Nusa Dua, Bali, pada 22 September 2022.

Dokumen ditandatangani oleh Takehiro Yasui, Kepala Kantor Perwakilan JICA Indonesia, Wiluyo Kusdwiharto, Direktur Mega Proyek dan Energi Terbarukan, PT PLN, dan Yoshiaki Tanaka, Kepala Departemen Sistem Manajemen Energi/EMS Inovasi Bisnis Hijau, Kyudenko Corporation.

Kyudenko menemukan peluang untuk memanfaatkan ESMS dalam memasok listrik dari energi terbarukan di Indonesia/Foto: pelakubisnis.com

Melalui MoU tersebut, JICA akan mendukung PLN dan Kyudenko Corporation dalam studi bersama mengenai kelayakan teknis dan komersial Sistem Manajemen Energi (EMS) di salah satu pulau, Kalimantan Utara. Penandatanganan kerja sama ini diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya Indonesia untuk mengurangi emisi sekaligus meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi melalui promosi produksi energi rendah karbon dan penggunaan sumber daya energi terbarukan yang tersedia secara local, Melalui kolaborasi dengan JICA, Kyudenko menemukan peluang untuk memanfaatkan Energy Storage Management System (ESMS) dalam memasok listrik dari energi terbarukan di Indonesia.

Saat ini Kyudenko sedang melakukan detail survey sebagai lanjutan dari hasil kegiatan fs tersebut dengan bantuan pemerintah Jepang di bawah New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO).

PT PLN (Persero) membutuhkan US$700 juta atau setara Rp10,5 triliun (kurs Rp15.008) untuk membangun 200 megawatt (MW) pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di 94 lokasi berbeda. Rencana ini menjadi bagian program dedieselisasi yang akan dilakukan PLN.

PLN telah merancang program jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai target net zero emission (NZE) di 2060 atau lebih cepat. Untuk jangka pendek yang tengah dilakukan ialah proyek dedieselisasi pembangkit berbahan bakar fosil kapasitas 1 gigawatt (GW) dengan mengganti ke pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), sebagaimana dikutip dari mediaindonesia.com, yang posting pada 28 Mei 2023.

Sementara intensitas matahari yang  fluktuatif akan mempengaruhi daya serap energi yang dihasilkan dari solar panel. Itu sebabnya, PLTS memerlukan Energy Management System (EMS) untuk menstabilkan energi yang dihasilkan. Biasanya dalam sistem ini menggunakan dua line, di mana energi yang dihasilkan langsung masuk grid, sedangkan line kedua menggunakan baterai.

“Energi yang tidak terpakai  diserap ke dalam baterai. Fungsi baterai ini selain menampung energi yang tidak langsung terpakai , tapi juga berfungsi untuk menstabilkan pengiriman listrik bila  cahaya matahari tidak maksimal. Artinya EMS ini bisa berfungsiu sebagai on grid maupun off Grid,”  ujar  Firman Hamdani, Electrical Engineer, Kyudenko Indonesia Representative Office,  kepada pelakubisnis.com, 14 November 2023 lalu.

Menurut Firman, kalau On Grid, energi yang dihasilkan langsung dikirim ke PLN, misalnya.  Sedangkan Off Grid digunakan untuk bangunan tertentu sesuai dengan kapasitas demand. Keunggulan EMS Kyudenko adalah usia penggunaan bateri lebih lama karena menggunakan dua grup line  baterai yang dipakai bergantian (back up). Dengan model demikian, maka pengiriman listrik bisa dilakukan 24 jam.

Tahun 2016 Kyudenko bersama BPPT (BRIN) sudah melakukan demonstrasi proyek di Sumba, NTT/Foto: Kyudenko

Lebih lanjut ditambahkan, Dengan kapasitas baterai 1,152 kWh. “Kami pernah melakukan Demontrasi proyek di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi pada tahun 2016 dengan kapasitas 400 kW. Baterai yang digunakan disesuaikan dengan kapasitas dari listrik yang dihasilkan solar panel,” ujar Firman seraya menambahkan pihak Kyudenko berkolaborasi dengan Furukawa Battery, produsen baterai asal Jepang.

Kyudenko mendirikan Representative Office/kantor perwakilan di Indonesia pada tahun 2016,  Meski demikian diakuinya hingga saat ini Kyudenko masih berupaya untuk mengimplementasikan teknologi pada projek-projek komersial dan saat ini masih terbatas pada proyek demontrasi sebagai “show case” teknologi ESMS tersebut. Namun demikian, kata Firman, Kyudenko membidik untuk bisa masuk ke proyek-proyek dedisielisasi PLN atau pengurangan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) diganti dengan PLTS+BESS.

Sementara Wandika Andri Yudha, Mechanical Engineering yang juga sebagai Sales & Business Development, Kyudenko Indonesia Representative Office mengatakan, sampai saat ini PLN sedang membuka tender tersebut. Tender tersebut terdiri beberapa tahap. Tahap pertama sudah ditutup pada Oktober lalu. Sedangkan tahap kedua mungkin akan diadakan di tahun 2024  “Kyudenko juga rencananya akan ikut dalam tender tersebut. Mudah-mudahan tahun depan proyek ini sudah bisa berjalan,” kata Wandika kepada pelakubisnis.com 14 November lalu.

Lebih lanjut ditambahkan, ada beberapa proyek yang sedang dibidik Kyudenko. Selain PLN, juga akan masuk ke private sector captive power. Dalam paket proyek tersebut Kyudenko menawarkan paket terintegrasi dari mulai penyediaan solar panel sampai ke sistem ESMS.

Kyudenko masuk ke Indonesia sejak tahun 2018 dengan berdirinya kantor perwakilan di jakarta. Selama ini, diakui Wandika, Kyudenko masih melihat kondisi di lapangan atau sedang membaca pasar. Di samping itu, Kyudenko akan membidik di daerah-daerah terpencil yang masih menggunakan pembangkit berbahan bakar diesel atau mengurangi penggunaan diesel misalnya sebelumnya menggunakan pembangkit 100 persen berbahan diesel, maka 70% diarahkan menggunakan PLTS.

Wandika menambahkan, sejauh ini Kyudenko di Indonesia masih membidik market B to G (business to Government ) dan B to B (Business  to Business). Kabarnya PLN akan menggantikan 5200  PLTD di seluruh Indonesia dengan PLTS selama kurun waktu tiga tahun. Proyek tersebut dilakukan secara bertahap. Tahun ini PLN sudah melakukan tender tahap awal sekitar 100 lokasi PLTD. PLN belum mengumumkan siapa pemenangnya. Tapi, rencananya proyek tersebut sudah mulai jalan mulai tahun 2024.

Keunggulan sistem Kyudenko (EMS), menurut Wandika, lebih efisien. Bila baterai-baterai biasanya lain bertahan sekitar 2-3 tahun , sedangkan baterai yang digunakan Kyudenko dengan lead acid baterai bisa bertahan sampai 15 -20 tahun atau sekitar dua kali lipat penggunaan baterai-baterai yang digunakan merek lain.

Kyudenko sendiri perusahaan asal Jepang, yang berdiri sejak tahun 1944 dan  bergerak di bidang  EPC (Engineering Procurement and Construction)Power distribution, Mechanical,Electrical,HVAC dan energi baru terbarukan. Bisnis Kyudenko di Indonesia lebih difokuskan pada kelistrikan dengan energi baru terbarukan (EBT). Lalu sekarang Kyudenko dari sektor energi sedang melakukan ekspansi ke beberapa negara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia dan Indonesia. “Hampir semua negara di ASEAN sudah ada Kyudenko,” tandasnya.[] Yuniman Taqwa/Siti Ruslina