Tips Membuat Rendang Untuk Hari Raya
Baangkek parang mambalah karambia tuo
Aia karambia sitampuang dagiangnyo diambiak
Bunyi parutan mamacah kahaniangan
Hasilnyo santan nan pakek bana
Santan dimasak basamo bumbu
Baunyo harum bana
Mari kito sambuik Syawal jo sukocito
Sambia makan randang asli Indonesia
Makan nasi kapau atau nasi padang belumlah lengkap bila tidak bersama rendang. Cita rasanya yang lezat sudah diakui masyarakat di tanah air bahkan mancanegara. Tak heran bila masakan khas minang yang pernah menempati posisi pertama sebagai makanan terenak sedunia versi CNN Travel di tahun 2017 ini hingga sekarang semakin disukai banyak orang.
Apalagi di momen Hari Raya Idul Fitri. Rendang adalah menu utama yang paling banyak dicari para tamu yang datang bersilaturahim. Boleh jadi hampir setiap rumah orang Padang selalu ada menu rendang di meja di awal puasa dan di kala hari raya Idul Fitri tiba. Kini tak hanya Hari Raya Idul Fitri, di hari-hari raya lainnya pun masyarakat mulai terbiasa membuat rendang. Kini tak hanya orang minang yang pandai membuat rendang, masyarakat yang bukan keturunan minang pun sudah pandai memasak rendang. Pun, seiring dengan perkembangan zaman, resep rendang semakin variatif, disesuaikan dengan selera lidah masing-masing orang dari wilayah yang berbeda-beda. Bahkan sesama orang Sumatera Barat juga memiliki resep yang berbeda-beda antara satu wilayah lainnya.
Resep rendang dari wilayah kota Padang misalnya, biasanya menggunakan kunyit, lada, dan beberapa jenis rempah-rempah seperti kayu manis , cengkeh, biji pala dan kapulaga, yang kemudian cara ini banyak ditiru orang-orang di luar Sumatera Barat. Bahkan orang Jawa Tengah menambahkan gula karena disesuaikan dengan selera lidah mereka karena suka rasa manis. Orang Jawa Barat yang suka masakan pedas, akan menambahkan cabe rawit agar rendangnya teras lebih pedas. Karena bagi mereka yang namanya rendang ya harus pedas!
Bagi orang minang sendiri, seperti mereka yang berasal dari Bukittinggi, rasa rendang yang benar-benar otentic taste dari asal mereka adalah rendang yang pedas dari 100 persen berasal dari cabe merah keriting. Ada yang menambah sedikit lada, ada juga yang tidak. Resep rendang orang Bukittinggi sebenarnya lebih simpel, karena hanya menggunakan beberapa bahan inti seperti cabe merah keriting, bawang merah dan bawah putih dalam jumlah yang relatif banyak. Ada yang menambahkan kemiri, biji pala dan ketumbar juga. Selebihnya yang benar-benar wajib dibutuhkan adalah daun jeruk, daun kunyit, batang sereh dan boleh menggunakan daun salam, boleh tidak.
Seiring perkembangan zaman, bila dulu memasak rendang menggunakan tungku dengan kayu sebagai bahan bakarnya, orang zaman sekarang memasak rendang cukup dengan menggunakan kompor gas atau kompor listrik. Bahkan mulai meninggalkan batu lado (cobek-red) dan mulai menggunakan blender dengan berbagai model. Namun demikian tak sedikit juga orang zaman sekarang yang masih menggunakan cara-cara lama bahkan masih menggunakan kayu bakar untuk memasak rendang.
Proses memasak rendang melalui tiga tahapan dari menjadi gulai, kalio lalu menjadi rendang. Menjadi rendang pun ada dua jenis, ada rendang basah dan rendang kering. Ada yang menyebut, untuk mendapatkan hasil rendang yang benar-benar kering, jangan memakai kunyit.
Membuat rendang mempunyai seni tersendiri dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Setidaknya dibutuhkan waktu 7-8 jam bahkan lebih untuk mendapatkan rendang dengan tekstur daging sempurna dan rasa yang mantab. Tekstur daging rendang yang sempurna, biasanya daging tetap padat namun empuk dan mudah disobek dengan bumbu berwarna gelap. Satu hal yang perlu diperhatikan, bumbu jangan sampai hangus dan daging jangan sampai terlalu empuk atau terlalu keras.
Hal yang menjadi penting juga untuk kita ketahui adalah ketika memasak rendang, pilihlah santan dari kelapa tua karena banyak mengeluarkan minyak santan yang menyebabkan bumbu rendang menjadi lebih gurih. Untuk menghasilkan rendang yang sempurna dan bisa tahan lama, diupayakan minyak harus benar-benar sampai surut dan kering. [] Siti Ruslina