Omzet Gorgeous Indonesia Meningkat 3 Kali Lipat

Meski omzet penjualan Gorgeous Indonesia masih terbilang kecil bila dibandingkan unit usaha Kaos Radja Jersey yang sudah lebih dulu dibesut Gita Natadiredja, tapi jelang Lebaran tahun ini, omzet brand pakaian wanita ini mampu terdongkrak sampai 300 persen. Itulah berkah di Bulan Ramadan!

Sebulan menjelang bulan Ramadan, pusat grosir terbesar se-Asia Tenggara, Tanah Abang, mulai diserbu pengunjung. Mereka yang datang ke situ bukan hanya berasal dari Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek) belaka, tapi juga dari banyak daerah lainnya di Indonesia dari sabang sampai Marauke. Ada yang datang dari Lampung, Padang, Palembang, Surabaya dan banyak lagi kota-kota besar lainnya di Indonesia, bahkan sampai negara tetangga seperti Malaysia.

Umumnya mereka para pedagang yang memburu tren fesyen baju muslim, misalnya, teranyar menghadapi Ramadan dan Idul Fitri.  Beberapa pedagang di Tanah Abang, sejak awal tahun sudah   mengalami  peningkatan permintaan khususnya pakaian gamis, perlengkapan busana muslim seperti baju koko, sarung dan kopiah atau peci. Umumnya mereka membeli dalam skala grosir yang untuk dijual kembali di daerah-daerahnya masing-masing.

Biasanya para pedagang di Pasar Tanah Abang  sudah menyiapkan stok barang dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan jelang Ramadan dan Idul Fitri. Dua minggu menjelang Ramadan, misalnya, mulai terjadi peningkatan omzet di kisaran 40%,  bahkan, hari sabtu dan minggu rata-rata omset penjulanan bisa meningkat mencapai 100%.

Gita Natadiredja (tengah), berkomunikasi dengan siapa  saja  dan membangun jaringan/Foto: Dok. Pribadi

Tak kecuali  bagi Gita Natadiredja, owner kaos Radja Jersey yang mulai merintis  usaha pada tahun 2016 di Bandung. Setahun kemudian (2017) ia luncurkan brand Gorgeous Indonesia. Bila Radja Jersey memproduksi kaos dengan segmen komunitas  kaos sport seperti lari, menembak, panahan dan bersepeda.  Ia melihat hingga saat ini kalau bicara kaos jersey, persepsi orang adalah kaos bola dan kaos jersey adalah yang banyak dipakai. Sedangkan Radja Jersey justru mengambil ceruk pasar ‘custome design’.  

Beda halnya dengan Gorgeous Indonesia, Gita lebih fokus memproduksi fesyen khusus perempuan di segmen menengah ke atas dengan ceruk pasar millenial. “Saya suka fesyen, kenapa nggak juga memproduksi fesyen khusus perempuan,” katanya kepada pelakubisnis.com, di sela-sela pameran Indonesia Fashion Week (IFW) 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), pada 14/4 lalu.

Menurut Gita,  Gorgeous Indonesia memodifikasikan patron printing. Hasilnya muncul beberapa warna lembut seperti warna pastel, pink dan warna-warna lainnya. Milestone  Gorgeous Indonesia berlanjut. Brand milik pengusaha muda ini  mendapat kesempatan  memajang produk-produknya di Neighbourhood Uniqlo (kerjasama KemenkopUKM dengan Uniqlo Indonesia) , di Paskal Shopping Center Bandung. “Produk kami dipajang eksklusif. Orang-orang bisa lihat story telling disitu dan bisa nge-barcode scanner (QR Code).  Ada penjelasan produknya, siapa yang mendirikan dan sebagainya,” kata Gita serius.

Lebih lanjut ditambahkan bila pada bulan-bulan sebelumnya  omzet Gorgeous Indonesia hanya sekitar Rp 25 juta sebulan, tapi menjelang lebaran tahun ini meningkat sampai tiga kali lipat dibandingkan beberapa bulan sebelumnya.

“Untuk permintaan produk Gorgeous Indonesia di bulan Ramadan ini cukup tinggi yang di dorong oleh faktor meningkatnya pendapatan masyarakat dengan adanya penerimaan THR (Tunjangan Hari Raya-red). Gorgeous Indonesia mencatat permintaan produk di tahun 2022 ini mencapai 3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya lanjut.

Alumnus Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) ini menambahkan, peningkatan permintaan terjadi pada pertengahan bulan Ramadan. Untuk permintaan khusus biasanya customer meminta untuk dibuatkan hampers lebaran serta ditambahkan kartu ucapan khusus di momen Idul Fitri. Dalam hal ini ia membuat beberapa hampers dengan varian harga yang berbeda sesuai dengan kebutuhan customer.

Adapun langkah  yang dipersiapkan untuk menangkap momentum Hari Haya Idul Fitri 1443 H kali ini adalah membuat konsep tematik. Diantaranya membuat hampers  lebaran. “Sejauh ini tidak ada masalah. Semuanya dapat teratasi sesuai dengan pesanan,”ujar ibu beranak satu ini.

Permintaan produk di tahun 2022 imencapai 3 kali lipat dibanding tahun sebelumnya/Foto: pelakubisnis.com

Meskipun saat-saat momentum lebaran selalu terjadi tingkat persaingan untuk produk dan jasa sejenis pada momentum Ramadan dan Idul Firi. Namun demikian, kata Gita, dengan jumlah  kompetitor sangat banyak, tetapi menurutnya masih dalam batas yang wajar. Harga untuk momentum menjelang Idul Fitri di Gorgeous Indonesia normal, tidak ada peningkatan harga. Dengan kata lain, tak ingin mengambil kesempatan di saat demand sedang meningkat.

Keunggulan yang dimiliki Gorgeous Indonesia salah satunya bisa custom. Selain custom, Gorgeous Indonesia juga merupakan salah satu produk atau jasa yang menggunakan Teknik sublimation printing. Pola marketing yang di persiapkan salah satunya membuat promo yang menarik.

Gita menambahkan, usaha ini berjalan juga atas dukungan suaminya yang ikut ambil bagian.  Bila Gita mengurus  business planning, marketing dan lain-lain, sedangkan suami mengerjakan urusan pengembangan produksi seperti pengembangan pola baju dan kain semua hal yang berurusan dengan reseach and development.

Sementara pada pandemic terjadi,  Gita dan suami  berakrobat memproduksi masker yang berbeda dari kebanyakan masker yang beredar di pasar dan bisa custome. Setidaknya 5 ribu masker terjual setiap bulannya. Dari situ Gita buru-buru bangkit dan berusaha mempertahankan 19 orang karyawan.

Menurutnya pintar-pintar saja menyimpan uang. Saving terus  dilakukan untuk mengantisipasi datangnya ujian yang datang tiba-tiba seperti pandemic yang kita alami sekarang.  Tak heran bila 2021 kemarin omzetnya  mencapai Rp300 juta per bulan untuk lini usaha Radja Jersey saja. Sedangkan Gorgeous Indonesia diakuinya  omzet  masih berkisar di angka Rp25 jutaan per bulan.

“Gorgeous itu kan artinya cantik. Jadi Indonesia cantik. Aku pengen menonjolkan ke-Indonesia-an . Misalnya Aku bikin shopping bag tanpa plastik, bisa muat 4 kg,” katanya. Kalau ke mana-mana bisa pakai itu. Sedangkan dari motif bahan menggunakan motif Indonesia, seperti bunga Indonesia. Motif-motif itu diaplikasikan menjadi produk fesyen. Jadi bisa meningkatkan brand Indonesia dengan warna-warna yang lebih kekinian, “ tandasnya serius.

Benchmark melihat dunia fesyen diakui Gita banyak diperoleh dari website pinterest dan kebetulan ia juga sebagai content creator di sana. Selain itu, ia juga suka melihat perkembangan fesyen di sana-sini  lagi tren apa. “Yang paling penting adalah komunikasi dengan siapa  saja  dan membangun jaringan,”ujar wanita kelahiran Bandung, 5 September 1994 ini.

Diakuinya tidak mudah membangun usaha sendiri. Semua dimulai dari nol. Dari  membayar jasa makloon (menjahit pada orang lain-red)  sampai akhirnya ia mampu memproduksi sendiri.  “Awalnya makloon, saya berdua  dengan suami. Dulu belum jadi suami, masih jadi teman dekat.  Kami menikah tahun 2019 sedangkan usaha ini kami bangun di awal 2016, dibantu 1 desainer.  Waktu itu belum punya apa-apa, sewa tempat aja,”kenang  Gita dari ujung telepon kepada pelakubisnis.com.

Menurutnya memang tidak mudah memulai usaha. “Prosesnya panjang. Pernah ketipu juga dan pernah punya karyawan yang nyebelin. Pernah dikata-katain kasar sama klien. Harus kuat mental. Ketika menghadapi situasi seperti itu, bisanya cuma nangis, hanya bisa mengadu sama Allah. Kalau ngadu ke orangtua takut kepikiran. Kalau sama orangtua minta doa aja,” katanya

Gita mengatakan, bicara Gorgeous Indonesia, menurut  teman-temannya identifikasi brand ini berciri ‘Gita banget!” “Aku suka yang feminim, suka sesuatu yang simple, tapi elegan. Jadi aku memang mendesain apa yang aku suka itu yang  aku jual. Aku harus search dulu bahannya enak nggak. Temanya sesuai aku apa nggak. Kalau nggak sesuai aku nggak akan jual karena, nggak berani.  Masa  harus kasih barang yang jelek, “ tandas Gita mengunci percakapan. [] Siti Ruslina